WELCOME to pusatceritadewasaku.blogspot.com

Blog ini merupakan kumpulan Cerita Dewasa dimana dunia maya menyebutnya cerita dewasa, cerita seru, cerita lucah, cerita sex atau cerita porno. Blog ini akan terus kami update. Masukan dari pembaca kami ucapkan terima kasih

Tuesday, May 31, 2011

Memuaskan Nafsu Keponakanku - 2

Dari bagian 1

Sore itu aku sedang menonton TV di kamar hotelku, ketika telepon berbunyi. Kuraih pesawat telepon yang terletak di meja samping ranjangku.

"Hallo Oom Robert. Ini Andi. Apa kabar?"
"Baik. Kamu sendiri bagaimana?"
"Lumayan. Kemarin Lolita cerita kalau ketemu dengan Oom di Tunjungan Plaza ya?"

Memuaskan Nafsu Keponakanku - 1

Minggu lalu, aku sedang berada di kota Surabaya. Aku datang untuk mengantarkan konsultan ke kantor cabang perusahaan kami di kota itu. Seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya, perusahaanku sedang melakukan implementasi software baru. Disamping memperkenalkan sistim dan prosedur kerja yang baru, si konsultan juga mengadakan training kepada karyawan kantor cabang tersebut.

Mbak Lastri, Kakak Sepupuku - 2

Dari bagian 1


Kini Mbak Lastri yang aktif bergerak diatas tubuhku sedangkan aku hanya telentang meresapi kenikmatan. Bibir dan lidahnya menciumi dan menjilati terkadang digigi-gigitnya puting susuku, lalu turun ke bawah dan akhirnya kontolku ku dijadikan mainan. Mbak Lastri mengocok kemaluanku dengan cara memasuk dan mengeluarkan oleh mulutnya, lidahnya mengulas-ulas kepala kontolku. Biji pelirkupun tak luput dikenyot-kenyotnya, sedangkan tanganku meremas-remas rambutnya.

"Mbak gedean mana punya saya sama punya suami Mbak Lastri?" Tanyaku ingin tahu.
"Gedean punya kamu sedikit," Jawab Mbak Lastri sambil tetep mempermainkan kemaluanku.

Mbak Lastri, Kakak Sepupuku - 1

Aku seorang laki-laki berumur 29 tahun dan sudah berkeluarga dengan satu anak. Saat ini aku tinggal di daerah pinggiran Jakarta dan berdekatan dengan kakak sepupu perempuanku.

Kakak sepupu perempuanku itu namanya Lastri, aku biasa memanggilnya Mbak Lastri. Usainya sekitar 35 tahun dan sudah mempunyai 3 anak. Mbak Lastri mempunyai badan sedikit besar tapi enak dilihat, kulitnya hitam manis dengan rambutnya yang dipotong pendek. Mbak Lastri orangnya sangat terbuka, kami sering mengobrol tentang hal-hal sex.

Mbak Lala, Istri Sepupuku

Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan. Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend. Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di 'Manhattan', kadang di 'White House', dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan "beban". Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana.

Mbak Irma

"Hey kok ada di sini!" Kami sama-sama kaget ketika sore itu bertemu di front desk sebuah hotel terbaik di Yogyakarta.
"Baru datang?, Mbak Irma sama siapa?" tanyaku.
"Sendiri," jawabnya, "Udah berapa lama disini?" ia balik bertanya.
Mbak Irma adalah istri kakak iparku. Ia baru datang mendapat tugas mendadak dari kantornya dan besok sore sudah pulang lagi ke Jakarta. Sedangkan aku baru pulang dari tempat kerja, sudah tiga hari di Yogya dari rencananya seminggu. Karir Mbak Irma di kantornya memang cukup baik, bahkan penghasilannya jauh lebih baik ketimbang suaminya. Jika bertemu aku, ia cukup antusias membicarakan masalah-masalah pekerjaan. Sedangkan suaminya biasanya diam saja mendengarkan dan tidak bisa mengikuti pembicaraan.

Malam Indah Bersama Adik Sepupuku

Kedua barbel kecil masing-masing seberat 5 kilogram terasa telah kian berat saja kuayun-ayunkan bergantian. Keringatku telah sejak tadi berseleweran membasahi seluruh tubuhku yang kuperhatikan lewat cermin sebesar pintu di depanku itu telah tambah mekar dan kekar. Kalau dibandingkan dengan atlet binaraga, aku tak kalah indahnya. Aku hanya tersenyum sambil kemudian menaruh kedua barbelku dan menyeka keringat di dahi. Kuperhatikan jam telah menunjukan pukul 22:39 tepat. Ya, memang pada jam-jam seperti ini aku biasa olahraga berat untuk membentuk otot-otot di tubuhku. Suasana sepi dan udara sejuk sangat aku sukai. Kamar kost-ku di pinggirn utara kota Jogja memang menawarkan hawa dinginnya. Itulah sebabnya aku sangat betah kost di sini sejak resmi jadi mahasiswa hingga hampir ujian akhirku yang memasuki semester delapan ini.

Maafkan Saya Tante

Nama saya Doni, saya siswa kelas 3 SMP di bilangan Menteng, saya mau menceritakan pengalaman seks saya dengan tante saya. Saya memiliki tante yang bernama Nina (bukan nama sebenarnya). Ia adalah WNI keturunan, begitu pula saya. Tante Nina telah mempunyai dua anak (9 dan 11 tahun). Walaupun ia telah mempunyai anak, tubuhnya masih seperti mahasiswi. Kulitnya putih mulus, beratnya sekitar 50 kg, tampangnya seperti Vivian Chow.

Liburan Bersama Tanteku

Cerita ini berawal dari liburan kuliahku. Aku memang sudah lama berencana untuk jalan-jalan ke kampung halamanku. Tidak terasa pesawat yang kutumpangi telah mendarat di bandara Sam Ratulangi. Aku bingung, ini mau kemana sich?? sudah lama aku nggak kesini. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungku,
" Hei, sudah lama yach? "
Aku bingung, siapa tante ini.
" Masih ingat tidak sama tantemu ini"? katanya.
Aku cuma menggelengkan kepala. " Aku tante Linda " katanya.
Ooo..iya aku langsung jadi teringat sama adik papaku. Ternyata dia yang menjemputku. Singkat kata aku pun berada dirumahnya. Habis makan siang, dia mengajakku mengobrol diruang tamu. Aku tanya sama dia, kok sepi sich?? Dia bilang, memang begini keadaanya tiap hari. Oom boy masih berlayar, sepupuku yang cewek satu-satunya lagi Kuliah katanya.

Lewat SMS

"Mas, komputernya hang lagi nih..!" teriakku.
Tidak berapa lama, Bryan masuk ke kamarku.
"Kamu emang gatek, Yen.." celetuk Bryan kakak iparku.
Belum sempat aku bangun dari tempat duduk, kedua tangan Bryan sudah berada di bawah ketiakku. Jemarinya yang berbulu, begitu cepat menekan tombol 'Ctrl-Alt-Del'. Komputer di depanku kembali berfungsi. Aku terhenyak. Bryan masih berdiri menunduk di belakangku. Dengan sengaja kedua tangannya menyentuh payudaraku. Aku tidak bereaksi. Memang ini yang kuinginkan. Jujur saja, aku sebetulnya dapat mengatasi masalah komputer 'hang'. Sebenarnya yang tadi hanya trik saja untuk 'memancing' Mas Bryan masuk ke kamarku.

Lennie's First Date - 7

Dari bagian 6

Kutarik batang penisku sampai tiga perempat bagian kemudian kutekan masuk lagi. Tubuh kami bergetar ketika kami rasakan gesekan antara batang penisku dan dinding vagina Lennie yang menjepit kuat itu menimbulkan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Kami mengerang dan mendesis bersama. Ini benar-benar merupakan pengalaman baru, rasa sensasi baru yang begitu nikmat dan benar-benar sulit untuk digambarkan.

Lennie's First Date - 6

Dari bagian 5

Tak lama kemudian Lennie berteriak keras, "Ohh, Rick!!" tubuhnya mengejang, tangannya meraih bantal kemudian digigitnya keras-keras sambil menangis dan merintih kenikmatan. Kali ini Lennie benar-benar menikmati pengalaman orgasme yang teramat dasyat, yang membuat sekujur tubuhnya seperti mau mededak. Akulah satu-satunya orang yang membuatnya seperti itu, aku benar-benar bersyukur untuk ini semua.

Lennie's First Date - 5

Dari bagian 4

Kesadaranku mulai kembali ketika kurasakan Lennie menciumi seluruh wajahku. Tapi yang membuatku lebih terkejut adalah keadaan penisku. Meskipun baru saja meledakkan sperma yang begitu dasyatnya seperti ledakan gunung berapi, dia masih tegak berdiri, hanya sedikit mengendor, aku yakin dengan kondisinya serperti ini, penisku masih mampu untuk menjebol keperawanan seorang gadis. Aku jadi tidak berani membayangkan, apa yang akan terjadi dengan kelanjutan kencan kami ini. Tapi aku berniat membiarkan Lennie yang mengambil inisiatif selanjutnya. Apapun yang diinginkannya, aku akan mengikuti dan memenuhinya.

Lennie's First Date - 4

Dari bagian 3

Akupun berlutut dilantai, kuraih paha Lennie dan kutarik sehingga kedua kakinya kini menggantung kelantai. Kuraih bantal dan kususupkan dibawah pinggul Lennie. Sekarang vaginanya jadi menondol dan terpampang semakin jelas di depan wajahku. Dengan kedua ibu jariku kubilak bibir vaginanya sehingga liang vagina Lennie tampak jelas sekali, seluruh permukaan lembahnya berwarna merah muda tapi dan lubangnya tampak masih sempit sekali, cuma sebesar ujung jari kelingkingku. Hidungkupun segera mencium aroma segar yang khas. Jantungkupun berdetak semakin keras melihat pemandangan indah itu.

Lennie's First Date - 3

Dari bagian 2

Usapan-usapannya membangkitkan gairahku dan sepertinya berlomba siapa yang lebih cepat sampai, orgasmeku atau mobilku sampai rumah. Aku bayangkan apa yang terjadi sesampainya kita dirumah. Lennie telah demikian fulgar menyatakan keinginannya, untuk telanjang bulat dibawah sinar lampu yang terang sehingga kami bisa saling melihat dan menyentuh tubuh kami. Dia sangat senang ketika jari-jari tanganku membuatnya orgasme dan dia ingin segera pulang agar kami bisa segera melanjutkan kencan kami sampai sepuas-puasnya. Dengan tidak adanya orang tua kami dirumah, kami bebas untuk melakukan apa saja yang kami inginkan. Akupun ingin mencapai orgasme lagi, lagi dan lagi sepanjang malam.

Lennie's First Date - 2

Dari bagian 1

Lennie mengiyakan, "Ya, aku juga begitu. Melihat mereka aku benar-benar terangsang,"
Lennie meletakkan tangannya diatas pahaku dan mencondongkan wajahnya sehingga bibirnya berbisik di depan telingaku.
"Apa yang terjadi kalau kamu terangsang? apa kamu ereksi seperti yang tertulis di buku sex-ed?"

Lennie's First Date - 1

Kami tinggal didaerah pedesaan 18 km dari kota. Tidak ada trayek bus yang bisa menjangkau daerah kami. Sebenarnya tinggal di desa tidak terlalu jelek, karena daerah kami juga memiliki fasilitas penunjang perekonomian yang cukup lengkap. Sehingga kami bisa tinggal cukup nyaman.

Permasalahan yang mungkin masih ada hanyalah kehidupan sosial. Kami jarang saling kunjung-mengunjungi sesama teman-teman sekolah karena kesulitan transportasi, dan rumah tetangga kami juga saling berjauhan letaknya sehingga hubungan anak-anak pun tidak terlalu rapat.

Lasmi dan Sang Mertua 02

Sambungan dari bagian 01

Inipun jelas terbaca dari mimik muka Lasmi, malah tidak sungkan-sungkan mengutarakannya ketika dipancing Pak Suryo yang karena cukup berpengalaman jelas bisa membaca gelagat Lasmi.
"Gimana rasanya.. sakit nggak?"
"Nggak.. enak malah Pak, geli sampe ke dalem-dalem sini." jawabnya sambil mengusap-usap perut atasnya.
"Apanya yang enak?"
"Ngg.. kontoll Bapak.." jawab Lasmi genit-genit senang.
Mendengar ini tentu saja Pak Suryo jadi lega dan leluasa sudah dia bermain menggoyang penisnya yang disambut Lasmi dengan juga mengimbangi mengocok vaginanya. Masing-masing tenggelam menikmati asyiknya senggama dalam suasana yang cepat sekali akrab, sama-sama lupa tentang status hubungan mereka antara anak menantu dan mertuanya.

Lasmi dan Sang Mertua 01

Lasmi adalah bekas istri sepupuku yang bercerai karena setelah setahun menikah keduanya sudah tidak saling cocok lagi. Maklum, mereka menikah masih sangat muda, Lasmi 20 tahun sedang sepupuku 22 tahun. Ditambah lagi kedua orang tua sepupuku kurang menyukai Lasmi karena sekalipun cantik tapi Lasmi dianggapnya bukan berasal dari keluarga ningrat. Setelah bercerai Lasmi semula bekerja di Panti Pijit tapi hanya sebentar sebelum dia mendapat pekerjaan sebagai staf administrasi di sebuah kantor Swasta. Karena dia memang cantik maka cepat saja dia dapat menarik hati seorang pemuda yang cukup kaya. Mas Indra nama pemuda itu, anak dari Direktur perusahaan itu yang tergila-gila pada Lasmi. Akan tetapi yang pertama kali tertarik pada Lasmi justru Pak Suryo, ayah Mas Indra. Laki-laki yang pernah menjadi langganan pijit Lasmi ini rupanya ada hati pada janda cantik ini dan dialah yang membujuk Lasmi untuk bekerja sebagai staf di kantornya. Lasmi sendiri tidak mengira bahwa Mas Indra nekat melamarnya sebagai istri tapi meskipun kurang sreg diterima juga lamaran itu karena Mas Indra orangnya cukup ramah sehingga Lasmi juga cukup senang. Apalagi berikutnya dia juga sangat dimanja sekali oleh kedua mertua barunya di mana dia diajak tinggal serumah. Tapi, justru karena kelewat akrab dan manja teristimewa dengan Pak Suryo mertua lakinya maka terjadilah kontak terlarang di antara keduanya.

Korban Kebiadaban Kakak Kembarku

Sebut saja namaku Rini, saat kutulis cerita ini aku berusia 25 tahun dan kejadian itu telah 4 tahun yang lalu, aku mempunyai kakak kembar laki-laki, sebut saja namanya Tanto dan Yanto dan ayahku adalah salah satu staff kedutaan di Belanda.

Di rumahku aku tinggal hanya berempat, aku, dua kakak kembarku dan Mbok Ijah yang sudah ikut keluargaku semenjak usianya 12 tahun dan pada saat itu usiaku 9 tahun, kakak-kakakku berusia 11 tahun. Dan kedua orang tuaku sedang tidak pulang ke Indonesia.

Korban Jaman

"Maa.. Mamaa.." Adi (16 tahun) memanggil ibunya (Sri, 42 tahun) yang memang sudah 2 hari selalu di rumah, karena cuti selama 12 hari kerja untuk mengurus pernikahan kakak perempuan Adi yang bernama Surti (22 tahun).
Ternyata ia tidak mendapat jawaban, lalu terdengar langkah orang berjalan mendekati diri Adi, ternyata Sasma, pembatunya yang sudah bekerja di rumah Adi sejak 4 tahun yang lalu (waktu itu Adi berusia 12 tahun).

Kisah Cinta Ibu Dan Anak - 2

Dari Bagian 1


Aku dan Mama meneruskan permainan panas kami di kamarku. Aku dan Mama mencoba berbagai posisi seks, dan Mama menyukai permainanku. Tapi pada saat Mama mencapai orgasmenya pada saat ke sekian kalinya, tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuk. Mama dan aku kaget karena ketukan itu dan dengan segera kami menghentikan permainan cinta kami.

"Siapa?" tanyaku, yang kemudian disusul Mama menuju ke kamar mandi.
"Ini Papa yo" jawab si pengetuk.

Kisah Cinta Ibu dan Anak - 1

Pukul 10.00, kulihat mobil Mama masuk perkarangan rumah. Mama turun dari mobil.

"Ma.. Mama" teriakku sambil melambaikan tangan.

Sebelum aku lupa aku bernama Yoyo(nama samaran) umur 16, aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Mama berumur 27 dan Papa berumur 45. Kenapa umur kedua orang tuaku berbeda jauh, karena Mama saat umur 12 tahun hamil karena diperkosa oleh tetangganya waktu di desa Mama dan yang menolong penderitaan Mama adalah Papa yang berumur 30 tahun tapi belum menikah. Kata paman Mama sudah manis dan cantik (macan) waktu kecil.

Kepuasanku - 2

Dari bagian 1

Sabtu aku libur, istriku sudah bersiap-siap pergi dengan beberapa teman komplek, katanya sih ada acara masak-masak di tempat temannya yang akan menikahkan anak sulungnya.
"Pa, Mama ajak Surti (pembantu rumahku) ya.." katanya.
"Mama lama ya?" kataku.
"Ah, nggak. Orang cuma di komplek aja kok. Sore juga pulang" jawabnya.
"Ya udah!" jawabku.
Gak lama istri dan pembantu udah ngacir pergi. Aku ambil perkakas kerja dan naik keatas genteng membetulkan yang bocor.
"Oom, Tante.. Pinta datang" teriak Pinta.
"Oom diatas, Pinta!" balasku.
"Ngapain? Jatuh lho main diatas genteng" candanya.
Aku tersenyum bergegas menyelesaikan pekerjaanku, dalam hatiku menggebu-gebu karena keponakkan kesayanganku datang.

Kepuasanku - 1

Lelaki seperti aku ini bukanlah lelaki yang puas hanya dengan berhubungan dengan satu wanita. Postur badanku tinggi dan besar, maka sering kali aku melihat wanita-wanita melihatku ataupun hanya sekedar melirikku untuk memperhatikan besarnya tubuhku. Aku menikahi istriku beberapa tahun lalu setelah kami berpacaran 7 tahun lamanya. Semenjak kira pacaran berduapun aku sudah tahu kalau aku berpacaran tidak mau hanya "sekwilda" (sekitar wilayah dada) atau bercumbu bermesraan bagai
sepasang merpati memadu kasih.

Keponakanku 03

Sambungan dari bagian 02

Kuhentikan jilatanku di vaginanya dan merangkak ke atas dan kupeluk Ami serta kuelus-elus rambutnya, serta merta dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal, Ami menciumi pipiku serta berkata,
"Ooom aduh kok begitu yaa rasanya."
"Itu belum seberapa Am, nanti pasti Ami akan merasakan yang lebih nikmat lagi", kataku meyakinkannya sambil tetap kuusap-usap rambutnya dan kucium pipinya, Ami tidak menjawab tapi malah menutup kedua matanya dan kelihatan sedang mencoba mengatur nafasnya. Setelah kuperhatikan, nafas Ami mulai teratur, lalu sambil kucium pipinya kubisiki, "Amii sekarang oom boleh masukin punya oom ke punya Amii." Ami yang masih menutup matanya tidak segera menjawab. Setelah kutunggu sebentar dan tetap tidak ada jawaban lalu kuulangi bisikanku di dekat telinganya, "Boleh Aam?" dan Ami membuka matanya sebentar dan melihatku dengan wajah yang agak khawatir serta menjawab tapi dengan suara agak lirih yang hampir-hampir tidak terdengar,

Keponakanku 02

Sambungan dari bagian 01

Kira-kira jam 3 sore, sedang nikmat-enaknya baca koran di ruang tamu rumah mertuaku sambil minum kopi. Si Ami (anaknya adik ibu mertuaku yang masih duduk di kelas 1 SMU dan adiknya Asih) datang menghampiriku lalu duduk di kursi sebelahku dengan wajah yang agak serius. "Ooom, Ami mau ngomong sedikit dengan om", (menceng juga si Ami ini, aku masih terhitung Masnya kok malah di panggil om). Aku jadi agak deg-degan melihat wajah Ami yang serius itu dan aku jadi yakin kalau yang mengintip tadi malam itu pasti dia, tapi dengan mencoba menenangkan diri aku bertanya pelan.

Keponakanku 01

Kebetulan sekolah sedang libur di bulan Oktober ini, aku (namaku Tris) bersama istri dan kedua anakku (yang besar baru kelas I SD) berlibur ke Malang sambil mengunjungi orang tua istriku. Rumah mertuaku bukannya di kota Malangnya tetapi agak jauh di Desa di luar kota Malang yang masih terasa sejuk. Seperti kebiasaan di desa, tetangga-tetangga mertuaku masih termasuk keluarganya juga dan di samping kiri rumah mertuaku adalah keluarga adik perempuannya yang sudah mempunyai anak 3 orang dan semuanya perempuan. Yang terbesar nama panggilannya Asih dan masih duduk di kelas 3 SMU di desanya, yang kedua bernama Ami masih kelas 1 di SMU-nya Asih dan yang terkecil Ari masih duduk di kelas 2 SMP, sedang bapaknya kerja di suatu PT di Surabaya yang hanya pulang ke desanya setiap bulan habis gajian.

Keperawananku Direnggut Papa

Sebelumnya saya perkenalkan nama saya Nadya (bukan nama sebenarnya). Saya sebelumnya wanita baik-baik yang belum pernah mengenal sex sebelumnya.

Saya mengalamai pengalaman sex pertama saya dengan seorang laki-laki yang sebelumnya saya sangat respek padanya, laki-laki itu adalah papa saya sendiri.

Kenikmatan Bude Aminah 02

Sambungan dari bagian 01

Masih di atas tempat tidur itu, kini aku mengambil posisi di atas Bude Aminah yang berbaring menghadapnya. Tubuhku siap menindih tubuh Bude Aminah yang bahenol itu. Perlahan tapi pasti aku masuk dan mulai bergoyang penuh kemesraan. Kuraih tubuh Bude Aminah sambil menggoyang penuh perasaan. Sepasang kemaluan kami kembali saling membagi kenikmatannya. Suara desahan khas mulai terdengar lagi dari mulut kami, diiringi kata-kata rayuan penuh nikmat dan gairah cinta.

Kenikmatan Bude Aminah 01

Kisah ini kualami tahun 1992, saat mulai kuliah di kota Y. Aku, Hartomo, dari keluarga sederhana dan jauh tinggal di kota kecamatan sehingga mengharuskan untuk kost di kota Y. Kebetulan ada keluarga di kota yang biasa aku sebut Bude, namanya Bude Aminah. Dengan pertimbangan biaya, akhirnya aku tinggal serumah dengan Bude Aminah sekeluarga. Bude Aminah tinggal bersama suaminya Pakde Toyo, mereka punya anak perempuan yang ikut suaminya di luar kota, sehingga bude dan pakde hanya ditemani pembantunya bernama Mbok Tuminem.

Keluarga Binal

Nama saya Roy W, ciri-ciri saya adalah sebagai berikut: berbadan kecil, wajah tidak menarik dengan kacamata serta penakut, tapi saya jago gambar bahkan juara di sekolah saya. Ini adalah pengalaman nyata saya, nama dan tempat sudah saya samarkan.

Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun lalu di SMA saya di kota tempat tinggal saya waktu itu. Waktu itu saya mempunyai pacar bernama.., anggap saja Novita namanya. Ternyata SMU itu benar-benar gila, terutama mengani hal yang akan saya beberkan nantinya dan juga ternyata Novita mempunyai ayah yang juga gila. Maka, teman-teman bacalah cerita berikut di bawah ini untuk mengetahui kenyataan yang gila ini di kota kelahiran saya.

Kasih Sayang Ibu Mertuaku

Aku seorang laki-laki biasa, hobbyku berolah raga, tinggi badanku 178 cm dengan bobot badan 75 kg. Tiga tahun yang lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum dianugrahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan.

*****

Kakakku Sayang, Cinta Sejatiku

Panggil saja aku "Vel" umurku sekarang 27 tahun, sekarang aku bekerja pada sebuah perusahaan di salah satu kota di negara bagian New Hampshire. Aku cukup salut dengan website ini. Dan singkatnya aku tertarik untuk mencoba menceritakan apa yang aku alami dan kujalani sampai saat ini. Saat ini aku tinggal bersama kakak perempuanku, panggil saja "Kak Risa" Umurnya sekarang 31 tahun, 4 tahun lebih tua dariku. Kehidupan kami saat ini begitu tenang, tertutup namun bahagia.

Cintaku yang Kandas

Sore hari di tahun 1997 bulan Januari sebelum aku kuliah ke Perth, hujan rintik-rintik menemani perjalananku ke rumahku sepulang dari tempat les bahasa Inggris di LIA, saat itulah kulihat gadis tinggi semampai berjalan di sampingku. Wow.. tiba-tiba hatiku berdetak kuat, gadis ini cantik sekali dengan tinggi semampai, memakai baju hitam ketat dengan celana putih kordoroi, serasi dengan kulitnya yang putih bersih. Rambut sepundak kemerahan dengan wajah lonjong manis sekali, dibubuhi mata sipit seperti artis China yang sering kulihat di TV. "Aku harus kenalan!" berontak kata hatiku. Jalannya cepat tanpa melihat ke kanan ke kiri. Wah.. berani tidak ya, hatiku bertanya-tanya. Okelah PD saja.

Cintaku dengan Gadis Chinese

Kenalkan dulu, namaku Yudi, umurku 29 tahun. Aku dari lahir sampai sekarang tinggal di Bandung. Dulu aku kuliah di universitas swasta terkenal di Bandung Utara. Sekarang aku kerja di salah satu pabrik garment di daerah Bandung Barat. Posisiku sebagai Manager Produksi, jadi ya mengurusi produksi melulu. Sebagai level manager, aku bersyukur aku diberi fasilitas yang kupikir lebih dari cukup (soalnya dari dulu aku biasa diajarkan hidup sederhana, walaupun bapakku tidak begitu miskin). Bos memberiku mobil Lancer Evo IV, rumah beserta isinya, HP dan sebagainya. Makanya aku betah-betahin kerja di pabrik itu. Aku kerja di pabrik itu kira-kira hampir 2 tahun sampai sekarang. Produksi garment ini lumayan terkenal di Indonesia, kebetulan juga produknya di ekspor ke mancanegara. Sebagai seorang laki-laki, kadang-kadang aku berpikir bahwa suatu saat nanti aku perlu pendamping. Tapi kadang-kadang juga aku malas berhubungan dengan cewek. Soalnya sudah 2 kali aku putus dengan cewekku. Dua-duanya Chinese. Alasannya klasik, nggak ada perhatian lagi. Ya sudah aku terima saja, mungkin ini takdirku mesti begini.

Cinta, Seks dan Hasrat

Surabaya, 1998

Waktu itu aku sedang sendiri. Aku baru saja (sekitar sebulan) berpisah dengan salah seorang gadis yang sangat kusayangi. Ah, aku sendiri heran, mengapa perpisahan yang kali ini membuatku sedikit sakit hati. Hari-hari terasa sangat berat tanpa kehadirannya, bahkan aku pun punya rasa sedih akan kehilangan seseorang (setidaknya itulah yang kupikirkan saat itu). Aku jadi semakin sering menelepon Enni (kekasih pertamaku) walau hanya sekedar menceritakan betapa aku merasa sangat sendirian. Mungkin kalian pernah merasakan (paling tidak sekali) serius menjalin hubungan dengan seseorang, dan begitu pula aku. Pathetic, untuk cowok sepertiku. Tapi, yah terkadang perasaan tak dapat selalu ditipu, bukan?

Cinta Tulusku

Saya seorang Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di kota M dengan panggilan Edwin. Tiga tahun yang lalu saya sehabis pulang kuliah belanja ke sebuah Toko Serba Ada yang lumayan besar di Kota M ini, karena saya seorang anak kost belanjanya juga disesuaikan dengan kantong anak kost yaitu Mie Instant dan soft drink kesukaan saya. Setelah beres keliling Toserba tersebut saya mulai antri di kassa. Sampai di kassa saya di layani oleh seorang kasir yang manis dengan body yang ramping dengan ukuran yang sangat proporsional di tambah kulitnya yang mulus dan kuning langsat, rambutnya di potong tidak terlalu pendek sehingga sangat jelas kelihatan sekali jenjang lehernya, umurnya kira-kira 30 thn. Kasir tersebut menghitung belanjaan saya yang tak banyak itu kemudian saya bayar semuanya kebetulan di saku banyak uang receh seratusan. Saat di kasih ke kasir dia nyeletuk, " Wah anak Kost yah..?", sambil tersenyum manis menatapku.
"Iya Mbak nih.., anak kost, mentang-mentang belanjaannya kayak gini sama duitnya receh Mbak langsung tahu saya anak Kost Makasih.., Mbak", jawab saya sambil pergi meninggalkan kassa tak lupa juga membalas senyumnya.

Cinta Tidak Harus Memiliki

"Cinta tidak harus memiliki.." kata-kata klise yang selalu menjadi alasan pembenaran sikapmu. Semudah kau datang semudah itu kau pergi dan persetan dengan semua kenangan, persetan dengan segala apa yang pernah terjadi dan kita rajut berdua. Akh Rani, andai kau mau mengerti atau apa aku yang tak bisa mengerti? "Val.. jangan terlampau mendramatisir suasana, jangan siksa aku dengan sikapmu, jangan kurung aku dengan cintamu.." Rani, lantas bagaimana harus aku bersikap? membiarkan kau pergi? dan menunggumu bila kau telah lelah?

Tercapainya Cinta yang Terpendam

Namaku Harris seorang pimpinan dari sebuah perusahaan asing negara jepang. Aku sudah berkeluarga dan berbahagia dengan mempunyai anak 2, Tanaka dan Airo. Nama isteriku adalah Yumiko berwarganegara jepang. Perusahaan yang aku pimpin ini merupakan cabang dari negara jepang yang dimiliki oleh orang tua isteriku.

*****

Cinta Pertamaku

Namaku Azwin, usiaku 19 tahun, sekarang aku sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Aku mempunyai sifat pemalu yang sejak dulu menjadi hambatan bagiku dalam menjalin hubungan dengan lawan jenisku. Peristiwa yang aku alami ini ternyata mengubah hidupku menjadi luar biasa, lebih dari yang aku bisa bayangkan.

Perjalananku dimulai ketika aku pulang ke Jakarta pada saat liburan semester. Liburanku berawal dari tanggal 27 Juli sampai dengan 13 September, aku berada di Jakarta sudah sejak tanggal 30 Juli. Dalam liburan ini aku berkunjung ke rumah beberapa temanku, diantaranya adalah seorang teman lamaku Silvi yang sudah sejak SMU tidak pernah bertemu. Kalau kuhitung-hitung sudah sekitar satu tahun aku tidak bertemu dia. Sejak aku pertama kali bertemu dia aku langsung jatuh cinta.

Cinta Pertama

Sebenarnya kejadian ini terjadi 6 tahun yang lalu, tepatnya bulan November 1994, tetapi kejadian itu tak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku.

Saat itu aku masih sekolah kelas 3 di STM Negeri di Solo. Saat itu aku bertemu dengan kawanku saat SMP. Dia sebenarnya adalah cinta pertama bagiku yang yang saat itu belum pernah aku ungkapkan walaupun sebenarnya aku tahu diapun juga mencintaiku sebut saja namanya Novi. Waktu itu kami bertemu di sebuah emperan toko daerah Coyudan. Kami sama-sama berteduh karena saat itu hujan mengguyur kota Solo sangat deras. Kami ngobrol panjang lebar dan angka arlojinya sudah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi hujan tetap saja mengguyur walaupun tidak terlalu deras. Karena saat itu dia sedang menunggu bis, dan aku naik sepeda motor maka agar tidak kemalaman aku antar dia pulang tetapi tanpa jas hujan.

Cinta Lokasi - 2

Dari bagian 1

Selang beberapa saat ketika birahi sudah semakin menguasai kami berdua, kulepaskan ciumanku sambil berbisik untuk meneruskan percumbuan di rumah. Setelah merapikan pakaian kami dan membayar harga makanan, kujalankan mobil menuju rumah sambil sekali-sekali mencium Marni.

Dalam perjalanan pulang, Marni merapatkan duduknya ke tubuhku sambil mengusap-usap dadaku dan sekali-sekali mengecup leherku dari samping. Rasa geli yang timbul dari usapan tangan Marni di dadaku dan kecupannya di leherku kubalas dengan mengusapkan tanganku di paha Marni dan sedikit tersingkap gaunnya.

Cinta Lokasi - 1

Kuperkenalkan diriku sebagai Bayu, pria berkeluarga berusia 42 tahun yang tinggal di Jakarta. Aku mempunyai 2 orang anak berumur 7 dan 3,5 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan jasa pemborong bidang telekomunikasi sebagai seorang supervisor lapangan.

Konsekuensi dari jabatanku diatas adalah aku lebih banyak menghabiskan hidupku di lapangan daripada di rumah berkumpul bersama istri dan anak-anakku. Akibatnya aku sering merasa tidak dapat membendung gairah birahi yang timbul karena lama tidak "campur" dengan istri. Sebagai jalan keluarnya aku sering melakukan "Cinta Lokasi" berupa perselingkuhan dengan wanita yang kukenal di tempat kerjaku. Terus terang sampai saat ini aku belum pernah "jajan" dengan sembarang wanita yang tidak kukenal latar belakangnya guna menghindari resiko tinggi yang bisa timbul seperti penyakit kelamin atau bahkan HIV/AIDS.

Cinta Instan

Namaku Erik, aku kuliah semester 5 Fakultas Ekonomi di salah sebuah universitas di Jakarta. Tinggiku 174 cm, kulitku putih sehingga kurasa penampilanku cukup menarik.

Ada seorang gadis bernama Marlene, mahasiswi semester 3 di kampusku. Setahuku dia adalah mahasiswi Fakultas Sastra, entah sastra Jepang atau Inggris aku tidak ingat. Aku menilai dia sangat cantik, matanya indah, kulitnya putih, rambutnya hitam agak bergelombang sepanjang pundak, tubuhnya sintal berisi dengan tinggi sekitar 160 cm. Aku mengenalnya sekitar bulan lalu saat bertemu di perpustakaan. Kami saat itu ingin meminjam buku yang sama yang ternyata tinggal tersisa satu karena yang lainnya sedang dipinjam. Saat itu aku membiarkannya meminjam buku itu dulu.

Cinta dan Luka

26 Desember 2000

"In vijftien minuten, zullen wij bij Parijs aankomen.."
Merinding bulu kuduk saya ketika tour guide mengumumkan dalam bahasa Belanda bahwa bus yang saya tumpangi akan tiba di tujuan dalam waktu 15 menit. Keletihan tubuh karena 8 jam duduk di bus dikalahkan oleh keinginan melihat kota yang begitu diagung-agungkan oleh para pecinta yang romantis: Paris!

Sunday, May 29, 2011

Mbak Narsih - Part 3

Dalam serial sebelumnya, kita sudah tau bagaimana watak Mbak Narsih. Mudah marah, perfeksionis dalam urusan kebersihan rumah tangga, dan sekarang baru aku tau, kalo beliau itu juga eksibisionist, suka menggoda dengan memamerkan tubuhnya yang seksi. Meskipun sifatnya itu hanya di dalam rumah saja. Sudah sebelas hari Mas Pras belum pulang. Selama itu pula aku bersikap sangat hati-hati, tidak ingin kena marah lagi. Aku ingin memelihara suasana damai dengan Mbak Narsih. Setelah kejadian “santap siang” itu sikap beliau baik. Tapi aku tetap hormat dan takut. Beliau juga tak pernah bicara soal itu. Seolah-olah tak pernah terjadi. Aku tidak berani lagi mengintip-ngintip. Aku tau diri dan berusaha menghormati Mas Pras. Aku juga sudah kepengin ketemu Mas Pras. Beliau janji mau mencarikan aku sekolah, sudah 3 bulan aku tidak bersekolah. “Masmu kok belum pulang ya Kun?” matanya memandang ke pintu. Keliatan kalo beliau sudah kangen sekali kepada suaminya. Lampu Petromax semakin redup, butuh dipompa lagi. Aku menurunkan lampu itu dan memompanya. “Sudah sebelas hari, Mbak.” Jawabku sambil memompa lampu menjadi semakin terang lagi.

Mbak Narsih - Part 2

Dalam kisah sebelumnya aku telah menceritakan perubahan hidupku yang drastis setelah kematian ibuku. Aku terpaksa ikut Mas Pras saudara semata wayangku, sebagai pengganti kedua orangtua ku yang sudah tiada. Aku harus beradaptasi dengan isteri Mas Pras yang judes dan galak. Karena kepepet aku berusaha bertahan di “neraka” itu, tetapi karena kompor meledak itu pula Mbak Narsih, kakak iparku itu akhirnya mau menerima keberadaaanku. Kebetulan saja aku sebagai anak laki-laki punya keterampilan memasak yg diwariskan almarhumah ibuku. Dari kenyataan itulah Mbak Narsih tidak lagi menganggapku “cah lanang isane opo” Saat-saat yang selalu teringat dan terukir mendalam dalam hatiku adalah kemesraan sesaat yang kurasakan ketika merawat Mbak Narsih. Pribadi yang keras dan menakutkan itu suatu saat berubah menjadi seorang yang sangat lembut yang membutuhkan belaian dan kasih sayang. Rasanya aku sedang bercumbu dengan singa betina yang setiap saat bisa menjadi ganas dan mematikan. Ada rasa takut bercampur nafsu birahi yang berkobar.

Mbak Narsih - Part 1

Namaku Kuntadi Priyambada. Aku biasa di pangil Kun. Kedua orang tuaku sudah meninggal, Ketika itu aku baru kelas 2 SMP, Aku terpaksa ikut Mas Pras. Dia adalah anak ayah dari isteri pertama. Jadi aku dan Mas Pras lahir dari ibu yang berbeda. Mas Pras ( 30 tahun ) orangnya baik dan sayang kepadaku, tapi istrinya……… wah judes, dan galak. Ketika Ibuku meninggal, yang mengakibatkan aku jadi sebatang kara di dunia, Mas Pras baru seminggu menikah. Kehadiranku di keluarga baru itu, tentu sangat mengganggu privasi mereka. Rumah kontrakan sempit hanya ada tiga kamar. Kamar tidur, kamar tamu dan dapur. Aku merasakan sikap yang kurang enak ini sejak aku hadir di situ. “Kun, kamu tidur di kursi tamu dulu, ya…? Atau di karpet juga bisa. Kamu tau kan, memang tidak ada tempat?” Mas Pras menyapaku dengan lembut.”Sama Mbak-mu harus nurut. Bantu dia kalu banyak pekerjaan” Aku hanya mengangguk. Aku tidak begitu akrab dengan Mas Pras, karena memang jarang bertemu. Aku di Jogja, Mas Pras kerja di Semarang. Nengok ibu (tiri) paling setengah tahun sekali. Sambil mengirim uang buat biaya sekolah aku.

Cinta Bersemi di Musim Hujan

Hujan masih saja turun dengan lebatnya dan telah berlangsung selama 2 hari. Segala aktifitas jadi kacau berantakan. Tidak tahu harus berbuat apa. Jalan juga tampak lengang karena orang-orang lebih senang memilih tinggal di rumah. Begitu juga denganku, yang meski banyak rencana tapi semua jadi berantakan gara-gara hujan. Oh ya, aku bekerja secara serabutan, yang penting bisa menghasilkan dan halal.

Cinta Abadiku

Namaku Andre, aku berasal dari keluarga yang tidak mampu. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, aku terpaksa bekerja sebagai pesuruh atau pembantu di sebuah keluarga kaya raya di daerah menteng. Majikanku adalah seorang ajudan duta besar dari Singapura, beliau mempunyai seorang putri yang sudah dewasa dan cantik-cantik.

Cerita Remaja : Nakalnya Mama Andre

Minggu pagi yang cerah.

Andre sarapan berdua saja dengan Mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di hari minggu pagi.

Cerita Di Tempat Kursus

Hari itu hujan rintik-rintik di awal tahun 2001, aku bersama temanku berniat mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbingan belajar yang katanya paling berkualitas di kota kami untuk persiapan UMPTN 2001. Sesampainya di sana aku dan temanku disambut seseorang di tangga.
Dia berkata, "Mo mendaftar yah Dek..? Kalo mau mendaftar di atas."
Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di sana. Belakangan aku tahu dia tentor kelas IPA yang juga mengajarku di kelas, sangat kebetulan yah.

Cerita Cinta

Cerita ini berawal ketika saya berkenalan dengan seorang gadis cantik yang sedang mengikuti training di hotel tempat saya bekerja. Saya sebagai seorang supervisor mendapat tugas membimbing mereka yang ditugaskan di bagian saya. Memang gadis ini sudah menjadi perhatian saya, selain manis, cantik, body yang aduhai dan kulit yang putih, gadis ini masih muda, baru 17 tahun. Ternyata bimbingan yang saya berikan terlalu berlebihan, sampai dengan bimbingan pribadi antara dia dan saya. Pada mulanya memang berat mengambil hatinya, tetapi akhirnya dapat juga, dan mulailah kisah ini.

Cerita Asli 02

Sambungan dari bagian 01

Kami berdua berpelukan, bergulingan, berciuman, yang tanpa disadari hampir setengah jam kami melakukan itu. Entah yang keberapa kalinya aku mencium dan menjilati daging kecil dengan jumputan bulu di antara kedua paha di bawah pusarnya. Harum yang khas membuat hasratku semakin menggebu. Apalagi saat itu dia mengelinjang kegelian bercampur dengan kenikmatan yang dirasakannya. Nafsu semakin memuncak dan pada akhirnya aku yang masih dalam keadaan terkendali memutuskan untuk melakukan penetrasi vaginanya dengan penisku.

Cerita Asli 01

Sinopsis: Sesampainya di Kotabumi, Andi berkenalan dengan beberapa orang wanita, mulai dari teman ngebrik, siswi SLTP yang jual mahal, sampai penjual Indomie. Namun cintanya kepada Irda, membuatnya selalu kembali ke Ciganjur. Buku diary ini walau tidak penuh intrik seperti di telenovela, tapi cukup enak dibaca.

Awal Februari 1994

Casting Film 02

Sambungan dari bagian 01

"Jangan bilang kalau ceritanya sudah selesai, mana cerita kalian berhubungan seks dan kamu mengulum penisnya?" Toni curiga cerita Santi telah selesai melihat Santi diam.
"Kok kamu diam sih..? Dia kan belum orgasme. Mana mau dia cuma muasin kamu aja. Dia pasti ingin juga ngerasain orgasme," lanjut Toni agar Santi melanjutkan ceritanya.
"Itu kamu tahu. Kamu aja deh yang ngelanjutin," sahut Santi sambil tersenyum.
"Waduh..! Kamu ngerjain saya ya? Ya nggak mau dong..!" jawab Toni ikut tersenyum.

Casting Film 01

Pagi hari di kantor mewah sebuah perusahaan film nasional. Seorang gadis cantik sedang diwawancara oleh manajer casting perusahaan tersebut. Pewawancara adalah seorang pria bernama Toni berumur 28 tahun keturunan India.

"Namanya siapa?" kata Toni lalu duduk dan mengambil setumpuk kertas di mejanya.
"Santi, lengkapnya Beznifa Santi Putridewi." jawab gadis itu.
Toni lalu mencari file gadis itu di tumpukan kertas yang dipegangnya.

Cara Mengungkapkan Sayang

Aku pria berumur 22 tahun, kuliah disalah satu universitas di Jakarta. Sebut saja namaku Aldi. Dalam berpacaran aku sudah cukup berpengalaman. Tapi dalam soal seks aku masih pemula. Aku hanya melakukan sebatas pinggang ke atas. Setidaknya aku pernah melihat payudara cewek secara langsung. Aku melakukan terhadap cewekku yang terakhir. Pada cewek-cewekku sebelumnya aku tidak berani melakukannya, bahkan ciuman sekalipun. Mungkin suasana yang kurang mendukung. Cewekku yang terakhir inilah, aku melakukan ciuman bibir bahkan hampir melakukan hubungan seks. Itulah yang terjadi sebelum aku mengenal Fenny dan melakukan hubungan seks.

Calon Kakak Ipar

Namaku Teddy, umur 22 tahun, tinggi 175 cm, panjang penisku 17 cm. Aku ingin menceritakan kejadian yang mana dalam kejadian ini saya melakukan hubungan sex dengan kakak pacarku yang bernama Desi yang berumur 23 tahun, memiliki bra berukuran 36, tinggi 170 cm, dan berat badannya 60 kg serta pacarku Dewi yang berumur 21 tahun, tinggi 168 cm, berat 55 kg dan ukuran bra 34 C.

Kejadian yang kualami tersebut terjadi pada hari Minggu tanggal 20 April 2003 yang lalu. Pada waktu itu saya berniat mendatangi rumah pacarku untuk sekalian minta jatah kepadanya dan juga karena pada malam minggunya saya ada acara bersama keluarga. Ketika saya sampai ke rumah pacarku di bilangan Pasar Minggu, rupanya pacarku sedang pulang kampung bersama orang tua dan adik-adiknya ke Palembang selama 16 hari karena kakeknya meninggal dunia dan yang ada di rumah hanya Desi (kakak perempuannya).

Calon Istri Pamanku

Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.

Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang rada telat untuk menikah karena waktu itu ia berusia 42 tahun. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dengan wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, tidak ada yang cocok dengan matanya, katanya.

Calon Asisten

Sudah sejak seminggu yang lalu Lenny sekretarisku mengeluh kalau pekerjaannya sekarang bertambah banyak, karena memang beberapa waktu ini aku membeli beberapa perusahaan baru untuk perluasan bisnisku. Sebagai sekretaris pribadi, maka Lenny harus mengetahui semua permasalahan bisnisku dengan mendetail sehingga dapat dimaklumi bahwa dia agak kerepotan juga menyelesaikan semua tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Karena dia terus mengeluh, maka aku menyuruh dia untuk mencari asisten untuk membantunya. Lenny sangat gembira karena aku mengijinkannya mencari asisten, tentu saja dia tak akan lupa dengan pesanku bahwa asistennya harus dapat memuaskan aku baik pekerjaannya maupun seksnya. Lenny hanya tertawa waktu mendengar permintaanku itu. Aku juga yakin bahwa tak terlalu sulit untuk mendapatkan sekretaris yang sehebat Lenny luar dalam, karena aku berani membayar sangat mahal untuk pelayanan mereka, namun yang menarik bagiku adalah kesempatan untuk menguji mereka secara langsung. Karena disinilah selera petualanganku aan terpuaskan dengan menggoda para calon sekretaris itu.

Cabut dulu Ren

Setelah permainan cintaku dengan Evi sore itu, kami jadi sering melakukannya apabila ada kesempatan. Kadang kami bercinta di Kamar Evi dan kadang di kamarku. Evi yang masih berusia 22 tahun itu bercerita tentang hilangnya kegadisannya oleh pacarnya ketika masih SMA. Menurut ceritanya dia dijebak pacarnya untuk minum-minum ketika perayaan ulangtahunnya yang ke 17. Ketika dia mulai mabuk dia dibawa pacarnya dan di perkosa di hotel. Tragisnya dia diperkosa secara bergantian oleh 2 orang teman pacarnya saat itu.

Buleku Sayang Buleku Periang

Sekian lama bekerja di LSM asing membuatku punya banyak relasi dengan bermacam orang dari berbagai bangsa dan Agustus tahun lalu aku pindah kerja lagi, kali ini bekerja dengan sebuah LSM Amerika dan bertugas menjalankan sebuah program yang berkaitan dengan pengawasan lembaga keuangan internasional.

Bulan Madu

Pengalaman menarik ini kami alami sewaktu kami berbulan madu di Pulau Bali dan Lombok. Waktu itu sedang low session jadi keadaan tidak seramai kalau sedang hari libur, di mana kami melakukan hubungan seks di tepi pantai yang sepi sambil membuat film dokumentasi adegan kami tersebut, juga sewaktu kami di hotel kegiatan kami sempat diintip oleh seorang pegawai hotel. Saya dan Vonny senang sekali bereksperimen dalam melakukan hubungan seks, dari segala macam gaya, alat-alat bantu seks sampai membuat foto dan film hubungan seks kami. Vonny istriku itu kukenal sejak masih SMA, ia adik kelasku, hingga setelah selesai kuliah ia akhirnya kunikahi. Sejak SMA kami sudah sering melakukan hubungan seks, apalagi sewaktu kuliah, karena kami berada di kota Malang meskipun tidak sekampus tetapi karena tempat kostku yang bebas jadi kami sering melakukan hubungan seks di tempat kost. Sebenarnya kami juga mempunyai cerita yang menarik sewaktu masih kuliah dulu, tetapi saya ingin menceritakan pengalaman yang satu ini dahulu.

Buku Itu Aku Pinjam...

Waktu itu aku masih SMA kelas satu, kebetulan aku punya tetangga wanita yang sekolahnya di SMEA dekat sekolah. Dia itu 1 tahun di atas umurku. Orangnya putih, mulus rada bongsor, payudaranya lumayan gede, pinggulnya sedeng, pantatnya rada nungging. Sewaktu aku habis pulang sekolah kulihat dia lagi santai-santai di depan rumahnya, kuhampiri dia.

Buah Dada Gadis Salon

Hari ini aku lelah sekali. Sehabis meeting tadi siang yang membosankan membuat badan dan pikiranku capai sekali. Aku memutuskan untuk pergi ke salon untuk sekedar creambath dan refleksi saat pulang kantor nanti.

Bos Lajang yang Penuh Gairah

Ayohh tutup pintunya, bisik Liza, dengan terengah dan mendesah. Aku segera bergegas, menutup pintu dengan tangan kanan, sementara jemari tangan kiriku sibuk mencoba mengeluarkan dua lembar bulu bawah Liza dari rongga mulutku, sebagai hasil pemanasan berupa cunnilingus.

Bonus Mandi Subuh Di Sumur Tua - 2

Dari bagian 1

Setelah Mamanya Sari mengutarakan keadaan Sari pada saya dengan suara agak lembut dari sebelumnya, iapun lalu berkata.

"Sebenarnya saya tidak melarang kamu dit, bermain-main seperti yang kamu lakukan tempo hari di sumur ini, tapi jangan di depan anak saya Sari, sebab ia masih anak gadis yang tidak tahu apa-apa, nanti urusan sekolahnya terganggu. Jika kamu benar-benar mau begitu, kan banyak perempuan lain yang menyukai hal seperti itu. Saya sendiri sudah tua, tapi masih senang dengan hal seperti itu. Suamiku tidak pernah memperlihatkan penisnya pada saya seperti yang pernah kamu perlihatkan pada anakku Sari di sumur ini. Padahal sudah lama saya ingin sekali melihat secara jelas, tapi tak pernah ia mau dan saya pun tak pernah meminta ia telanjang bulat sebab saya malu dan takut meminta atau menyuruh ia lakukan di depanku. Nanti ia menyangka aku ini macam-macam atau hiper sex".

Bonus Mandi Subuh Di Sumur Tua - 1

Saya Aidit kembali akan lanjutkan cerita saya sebelumnya yang berjudul "Bonus Belajar Bersama", karena banyaknya teman-teman yang tertarik dan menanyakan mengenai kelanjutan hubungan saya dengan si "Sari".

Berhubung Karena banyaknya teman-teman yang penasaran ingin mengetahui hubungan saya dengan Sari lebih jauh setelah peristiwa di di atas selembar papan pada malam itu, maka demi mengobati rasa penasaran teman-teman, tak ada salahnya saya ceritakan, sebab memang hubungan saya dengan Sari tidak berakhir sampai di situ, melainkan justru meningkat. Entah berapa kali saya berusaha untuk melakukan hubungan badan dengan Sari, namun selalu gagal.

Bonus Belajar Bersama

Peristiwanya terjadi ketika saya masih duduk di SMA. Ketika itu, saya dan Sari (bukan nama aslinya) merupakan teman seperjalanan setiap kami berangkat ke sekolah, karena waktu itu kampung tempat tinggal kami dengan tempat sekolah kami jaraknya kurang lebih 4 km, dan belum terjangkau oleh kendaraan (mobil) disebabkan jalanannya berlubang-lubang dan jembatannya belum terpasang. Karenanya setiap berangkat ke sekolah, kami selalu jalan kaki pulang pergi bersama Sari, meskipun sekolah kami berbeda, tapi gedungnya cukup berdekatan.

Boneka Cantik dari India

Saya seorang mahasiswa di Malang punya pengalaman menarik tentang seks meski saya bukan yang paling ganteng diantara teman-teman saya, tampangku paling imut.

Salah satu kisahnya begini.., kami berkenalan waktu semester tiga, pertemuan kami tak sengaja, waktu itu saya menemani teman cowok saya saat main-main ke kost pacarnya, kebetulan pacar teman saya tuh juga ada temannya yang sedang main ke sana (cewek), so kami berkenalan, cewek itu manis sekali, bodi-nya juga ok! Namanya Leila Deol seorang warga keturunan India, wajahnya mirip dengan artis India kesukaan saya, Amisha Patel. Kulitnya tidak putih, kuning langsat namun tampak sehat terawat, buah dadanya besar dan montok sekali melebihi buah dada cewek Indonesia, terlihat begitu montok dan padat. Melihat dia, saya langsung suka. Saat saya dan teman saya mau pulang saya tanya alamatnya. Untungnya dia kost di dekat kost pacar teman saya. Wow, saya merasa beruntung sekali, tidak perlu jauh-jauh kalau mau ngejar dia.

Birahi Tinggi 02

Sambungan dari bagian 01

Tiba-tiba terdengar 2 kali pintu kamar diketuk dan langsung dibuka begitu saja tanpa menunggu jawaban dari saya, saya sungguh kaget. Terlihat Middleton muncul di balik pintu, sebelum ia mengatakan sesuatu, saya tanyakan padanya di mana Raymond dan Gillian. "Mereka telah memulai bersenggama, Ev.." jawabnya. Setelah mendengar jawabannya itu, saya dapat menyimpulkan apa maksudnya apalagi saya lihat di balik celana pendek Hawaii-nya terlihat penisnya menegang, entah itu gara-gara film atau gara-gara Raymond dan Gill. Saya tersenyum kecil. Sambil mengangkat tangan kanan saya dan menandakan supaya ia mendekat, ia pun mendekati saya yang masih duduk di depan komputer sedangkan di layar monitor tetap menampilkan blue film orgy. Setelah dekat, Middleton melirik ke layar monitor sedangkan tangan kanan saya, berusaha menjamah penisnya dari luar celana pendeknya.

Birahi Tinggi 01

Nama saya Eva M**** (edited), 22 tahun. Saya seorang mahasiswi yang sedang kuliah di Coventry, saya mengambil jurusan ilmu sosial. Sekarang saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya, jadi saya tidak lagi menceritakan tentang hasil riset saya bersama 2 teman saya.

Tanggal 11 Maret 2001, pukul 15:45 saya terbangun dari tidur siang saya, masih terasa semua badan saya letih dan pegal-pegal semua mungkin akibat dari perjalanan jauh saya tadi malam dari Lecce. Saya lihat sekeliling kamar saya masih berantakan, dan masih terlihat satu vibrator karet di sebelah komputer, majalah-majalah berserakan, baju-baju yang belum saya masukan ke dalam mesin cuci dan beberapa barang yang merusak pemandangan mata.

Birahi Semasa Kehamilan Pertama Istri

Mentari pagi menembus tirai jendela kamarku, saya pun terbangun, saya melihat ke arah kiri, istriku masih tertidur pulas, biasanya dia paling rajin lari pagi di pantai, belakang rumahku, mungkin karena dia capek karena baru pulang dari luar negeri untuk bertemu dengan kakaknya.

Saya termasuk hypersex, dalam sehari minimal HARUS sekali melakukan sex, jika istriku lagi berhalangan, terpaksa saya gigit jari, tetapi kemarin saya tidak mendapat "jatah" dikarenakan istriku pulang sudah malam, dan kita hanya bisa berbincang sebentar lalu dia tidur.

Birahi Perawat 03

Sambungan dari bagian 02

Tiba-tiba dengan cepat teh Ine menarik celana pendekku sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, penisku yang menegang melejit keluar. Sejenak teh Ine tertegun menatap penisku yang berdiri tegak laksana tugu monas itu. "Gusti Rafi.., ageung pisan..", bisiknya lirih. Dengan cepat teh Ine menundukkan kepalanya, dan seketika tubuhku terasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir cepat ketika mulut teh Ine hampir menelan seluruh penisku. Terasa ujung penisku itu menyentuh langit-langit belakang mulut teh Ine. Dengan sigap teh Ine memegang penisku sementara lidahnya memelintir bagian bawahnya. Kepala teh Ine naik turun dengan cepat mengiringi pegangan tangannya dan puntiran lidahnya.

Birahi Perawat 02

Sambungan dari bagian 01

Tiba-tiba aku merasakan pelukannya semakin mengeras. Terasa kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas perempuan itu juga semakin cepat. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam, dan alisnya merengut "aahh..". Tati menjerit panjang seraya menjambak rambutku, dan penisku yang masih bergerak masuk keluar itu terasa disiram oleh suatu cairan hangat. Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah menghayati orgasmenya yang mungkin sudah lama tidak pernah ia alami itu. Aku tidak mengendurkan goyangan pinggulku, karena aku sedang berada di puncak kenikmatanku.
"Mbak.., goyang terus Mbak.., aku juga mau keluar..". Tati kembali menggoyang pinggulnya dengan cepat dan beberapa detik kemudian, seluruh tubuhku menegang.
"Keluarkan di dalam saja pak", bisik Tati, "Aku masih pakai IUD". Begitu Tati selesai berbisik, aku melenguh.
"Mbak.., aku keluar.., aku keluarr.., aahh..", dan.., "Crat.., crat.., craat", kubenamkan penisku dalam-dalam di vagina perempuan itu. Seakan mengerti, Tati mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini terasa benar hingga ke tulang sumsumku.

Birahi Perawat 01

Hari ini adalah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. Karena tugas kantorku, aku terpaksa tinggal di Bandung selama 5 hari dan weekend di Jakarta. Di kota kembang ini, aku menyewa kamar di rumah temanku. Menurutnya, rumah itu hanya ditinggali oleh Ayahnya yang sudah pikun, seorang perawat, dan seorang pembantu. "Rumah yang asri" gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman dan bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berbentuk oval. Aku mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sampai pintu dibukakan. Sesosok tubuh semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya.
"Pak Rafi ya..".
"Ya.., saya temannya Mas Anto yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?", jawabku surprise. Perawat ini memang pernah bekerja pada tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter.
"Iya.., saya dulu pengasuhnya Aurelia. Saya keluar dari sana karena ada rencana untuk kawin lagi. Saya kan dulu janda pak.., tapi mungkin belum jodo.., ee dianya pergi sama orang lain.., ya sudah, akhirnya saya kerja di sini..", Mataku memandangi sekujur tubuhnya.

Birahi Ibukota - 2

Dari Bagian 1


Setelah beberapa lama, nafasnya semakin berat dan rontaannya semakin melemah. Aku mencoba membuka celah tersebut dengan lidahku dan akhirnya celah tersebut terbuka dan aku menjulurkan lidahku sedalam-dalamnya secara liar dan bernafsu. Rontaannya kembali semakin tidak terkontrol. Tiba-tiba aku merasa ada aliran hangat ke batang penisku dan aku dapat ereksi walau tidak full tapi sudah agak keras. Tanpa membuang waktu, aku membuka kedua pahanya lebar-lebar dan ditahan oleh pangkal lenganku tapi bukan di pundak.

Birahi Ibukota - 1

Malam belum terlalu larut, kira-kira baru jam 22.15. Seminggu sudah sejak pertemuanku dengan Natalie (Keindahan Pada Akhir). Masih terasa keliaran dan kenikmatan percintaanku dengan Natalie. Hari jumat adalah malam yang panjang bagi yang menggemari kehidupan malam. Sambil merokok santai aku mengarahkan mobilku memasuki sebuah kompleks pertokoan yang didalamnya terdapat sebuah diskotik yang cukup ternama dikalangan penggemar dugem di ibukota.

Bioskop Biru

Kisah ini adalah pengalaman pribadiku sendiri. Namaku joko, umurku 23 tahun. Aku baru saja berkenal dengan seorang gadis yang masih duduk di SMU swasta. Sedangkan aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta, namanya Mirna.

Aku baru berkenalan dengannya sekitar 1,5 bulan. Waktu awal kenalan aku sudah tertarik dengan dirinya yang sangat sexy, manis dan juga montok, payudara yang sangat besar membuat pikiranku melayang kemana-mana tapi walaupun begitu tidak pernah mampir kerumahnya. Dan kami hanya bisa janjian bertemu di cafe saja dan ngobrol-ngobrol saja karena aku masih nggak enak untuk berkunjung kerumahnya karena baru saja berkenalan jadi dengan cara inilah yang paling baik walaupun sebenarnya aku pingin tau dan ingin lebih kenal sama keluarganya walaupun gitu aku masih menjaga sikap yang baik. Tapi pada akhirnya aku merasa hubungan kami semakin akrab dan semakin bersahabat, maka suatu hari aku pun buat janji untuk nonton bareng dengan Mirna dan aku pun datang kerumahnya.

Bibiku Sayang

Kini aku sudah berusia 35 tahun dan sudah mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Kisah yang kualami terjadi ketika aku berusia kurang lebih 25 tahun sewaktu aku masih menjadi salah seorang mahasiswa tingkat akhir. Waktu itu aku tinggal disalah satu tempat pemondokan (kost) bersama teman-teman mahasiswa yang lain kurang lebih sebanyak 20 orang. Untuk meringankan tugas kami sehari-hari, kami mempunyai seorang pembantu wanita (bibi) yang bertugas memasak, mencuci, dan menyapu. Usia bibi pada saat itu kurang lebih 40 tahunan, sudah bersuami dan mempunyai anak, putri sulungnya pada saat itu sudah SMA. Bibi bekerja di tempat kami dari pagi sampai sore (pagi-pagi datang dan sorenya pulang ke rumahnya). Karena bibi bekerja di tempat kami sudah cukup lama maka hubunganku dengan bibi cukup akrab. Aku tidak sungkan-sungkan lagi berbicara dengan bibi sampai menjurus kearah hal-hal yang berbau seks.

Bi Asih 02

sambungan dari bagian 01

Aku duduk di sofa panjang sedangkan Bi Asih duduk di karpet bawah lalu kupanggil dia, "Bi sini dech.., tolong liatin dong bagian pinggang belakangku kok agak nyeri..".
Bi Asih datang dan pindah ke sofaku, "Mana den".
"Ini nich", aku tarik tangannya ke pinggang belakangku lalu dia dia bilang, "Tidak ada apa-apa kok.

Bi Asih 01

Waktu itu itu umur saya masih relatif muda kira-kira 14 tahun masih duduk di SMP kelas 3. Sejak SD saya sudah sering baca buku-buku porno yang stensilan pinjam dari teman-teman saya. Saya juga sering melihat foto-foto porno orang lagi begituan, kalau sudah baca buku porno penis saya keras dan tegang sekali rasanya.

Besanku, Kekasihku 02

Sambungan dari bagian 01

Setelah istriku berangkat, tidak lama kemudian Pak Har dan istrinya muncul di kamarku serta menanyakan kondisiku.
"Paak.., kata ibu lagi sakit perut yaa.., ma'af.., mungkin ada makanan yang tidak cocok dengan perut bapak.., yaa", kata Pak Har dengan penuh rasa khawatir sedang istrinya hanya diam saja di sampingnya.
"ooh.., bukan sakit peruut.., kok.., paak", sahutku sambil kutinggikan bantalku sehingga posisi tidurku setengah duduk, "cuma.., masuk angin sedikit.., kayaknya.., sebentar lagi juga sembuh", sahutku seraya kupandangi keduanya bergantian.
"Apa bapak biasa minum obat tolak angin.., biar saya ambilkan.. yaa", kata Bu Har.
"aahh.., nggak usah lah buu.., tadi sudah dipijitin sedikit oleh istri saya.., biasanya sih dikerokin.., tetapi karena takut ke Mlg-nya kesiangan.., jadi kerokannya nggak jadi", sahutku.
"Lho.., Paak.., kalau biasa kerokan.., biar istri saya saja yang ngerokin.., dia itu ahlinya.., saya kalau masuk angin paling cepat dikerokin lalu dipijitnya, langsung sembuh", sahut Pak Har.
"Iyaa.., Buu.., tolong dikerokin saja dan setelah itu baru minum obat tolak angin.., soalnya kalau dibiarkan bisa kasep nanti, apalagi besok adalah acara resmi perkawinannya.., ayoo.. sana buu.., ambil alat kerokannya", tambah Pak Har dan segera saja Bu Har pergi meninggalkan kamarku.

Besanku, Kekasihku 01

Kejadian ini berlangsung beberapa bulan yang lalu, ketika anakku melangsungkan pesta pernikahannya di kota kecil Pr di Jawa Timur yaitu di tempat calon mertuanya bernama Pak Har (60 Thn) dan Bu Har (46 thn) yang masih menjadi kepala desa. Aku dan istriku sebetulnya tidak setuju kalau anakku yang baru saja lulus dari salah satu universitas di Jawa Tengah harus segera kawin dengan pacarnya yang sama-sama baru lulus. Rencanaku biar anakku dapat kerja yang mapan dahulu sebelum kawin, tetapi Pak Har dan Istrinya terus mendesak agar mereka berdua cepat-cepat di kawinkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan Bu Har sudah ingin menimang cucu, katanya. Tetapi karena anakku setuju dengan permintaan keluarga yang perempuan, ya sebagai orang tua tidak bisa berbuat lain selain merestuinya.

Bersetubuh Dengan Aktris Sinetron - 2

Dari bagian 1

Kamipun lalu menuju kamar tidur untuk saling memuaskan nafsu birahi masing-masing. Sesampai di kamar tidur, kulucuti T-shirtnya. Tampak buah dadanya yang besar dan membusung indah hanya ditutupi oleh BH yang tampak tak terlalu kecil untuk menampungnya. Kubuka kaitan BHnya di depan dan buah dada itupun melompat keluar sambil sedikit bergoyang.

Bersetubuh Dengan Aktris Sinetron - 1

"Selamat pagi Pak Robert" sapa Dian resepsionis baruku ketika aku tiba di lobby kantor.
"Pagi Dian. Lho kok sendirian? Noni kemana?" tanyaku.
"Ada kok Pak. Sekarang sedang ke toilet " jawabnya.
"Oh.." jawabku agak lega.

Bermula Dari Kuliah Umum

Namaku Hendra. Kisah ini terjadi tahun 2000 saat aku baru kuliah disebuah Perguruan tinggi swasta di kota"PDG" dimana aku sangat menikmati kisah kasih cintaku bersama gadis bernama Fitri dia merupakan salah seorang cewek rebutan para mahasiswa cowok dikampusku kisah cinta ini berawal dari pertemuan kami saat ada kuliah umum di kampus, dan aku masih ingat saat itu aku duduk tepat dibelakang kursinya Fitri, dengan sedikit guyon aku mulai menggoda Fitri dari belakang dan ternyata berhasil membuat Fitri tersenyum dan menimpali kembali guyonan yang aku berikan, hal itu berlangsung sampai akhir kuliah umum.

Bermain dengan Waitress Bule

Ini merupakan pengalaman sekali seumur hidupku. Sekarang aku sekolah di Australia. Di sini banyak sekali disco party yang diadakan juga oleh anak-anak Indonesia. Nah kebetulan last weekend kemarin ada party di satu pub di Downtown. Aku pergi ke sana bersama teman-temanku. Pembaca semua kan tahu kalau kebiasaan di party tambah malam tambah ramai.

Berkat Chatting

Kejadian ini terjadi pada pertengahan bulan Januari 2001 (terserah pembaca untuk percaya atau tidak). Oh ya, namaku Dedi (24 tahun), aku seorang mahasiswa dan seorang karyawan di salah satu cybercafe terkenal di Bandung.

Berkat Berteduh

Saya tertarik memenuangkan pengalaman ketika saya masih rajin berkelana. Hobby saya mengunjungi daerah-daerah, melihat suasana dan berdialog dengan orang-orang di daerah itu. Makanya saya menguasai beberapa istilah dari daerah-daerah yang berbeda. Kebetulan saya bekerja di bidang yang memberi kebebasan bagi saya berkunjung ke banyak daerah. Tidak sombong, tetapi hampir semua kabupaten di Indonesia sudah saya kunjungi.

Berkat Ban Meletus

Wah! Segarnya udara desa! kataku dalam hati. Matahari sore menyinari wajahku yang tampan dan tak berjerawat. Telah lama aku menunggu kesempatan untuk berkelana ke desa-desa yang masih belum banyak dikunjungi orang-orang kota.

Berenang

Hai, perkenankan aku untuk sedikit bercerita tentang pengalamanku. Aku memiliki seorang anak laki-laki yang telah berusia 5 tahun dan duduk di bangku TK-B. Aku dan istriku sama-sama bekerja, sehingga anakku biasanya kutitipkan di rumah kakak iparku (kakak perempuan istriku) disaat kami berdua pergi bekerja. Kebetulan rumah kakak iparku dan rumah kami bersebelahan, dan kakak iparku tidak bekerja, sehingga urusan menitipkan anak bukanlah suatu masalah, apalagi keponakanku (anak dari kakak iparku tersebut) ada yang berumur sebaya dengan anakku.

Bercinta di Kelas

Namaku Rifan, panggilannya Ifan. Cerita ini setahun lalu, waktu aku masih kelas 2 SMU (sekarang kelas 3). Dalam soal sex, aku mengenal diri sendiri sebagai orang yang nafsu besar dan suka nekat demi kepuasan sex saya sendiri.

Bercinta Dengan Yussi

Perkenalanku dengan Yussi bermula dari chatroom. Waktu itu tahun 2001 dan aku masih duduk di tingkat 3 sebuah PTS di Medan dan usiaku masih 20 tahun. Sedangkan Yussi sudah berumur 22 tahun dan duduk di bangku kuliah tingkat akhir universitas swasta Jakarta Jurusan Teknik. Kala itu Yussi masih bekerja di perusahaan telekomunikasi swasta sebagai seorang programer.

Pinocchia


Download Link ====> Pinocchia

Fiona






Download Link ====> Fiona

Click






Download Link ====> Click

Revenge of the Nymphomaniac


Download Link ====> Revenge of the Nymphomaniac

Gustave The Horny Custodian


Download Link ===> Gustave The Horny Custodian

Saturday, May 28, 2011

Gelora gairah teh Tita - 2

 Dari bag 1

Abi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang.  Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.

“Hatur nuhun ya Bi” kata Tita berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

Gelora gairah teh Tita - 1

Di kamar kostnya Abi berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Abi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Tita, ibu kostnya.


Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda. Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satupersatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

Friday, May 27, 2011

Bercinta dengan Wanita Hamil

Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi, tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun yang lalu. Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku masih tinggal di Malang karena saat melahirkan anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan belum pulang ke Surabaya.

Hadiah Kedewasaan dari Mbak Yuni - 2

Dari bagian 1

Segera aku melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi. Kulihat Mbak Yuni memperhatikan burungku yang berdenyut-denyut, aku lalu naik ke atas ranjang. Karena sudah tidak sabar, langsung saja aku memulainya. Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi tidak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

Hadiah Kedewasaan dari Mbak Yuni - 1

Kejadian ini terjadi ketika aku lulus dari SMU. Perkenalkan, namaku Aris. Kejadian ini tidak akan terlupakan karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya sex yang sebenarnya. Pada waktu itu aku make love dengan Mbak Yuni yang umurnya kira-kira 10 tahun lebih tua dariku. Wajahnya manis dan kulitnya putih.

Gelora Birahi di Tengah Samudra

Gelora Birahi di Tengah Samudra

Namaku Ryan (bukan nama yang sebenarnya), pangilan akrabku kuanggap bagus dan selalu membawa kehokian yang baik dan ditunjang dengan postur tubuhku yang sangat atletis, tinggi 167 cm dengan berat badan 58 kg sangatlah membantuku dalam segala kegiatan. Keramahan serta rendah hati adalah senjataku karena aku berprinsip banyak teman banyak rejeki dan tidak kelewatan pula pasti banyak wanita yang tergoda. Dengan formasi yang begitu, tentu anda tahu seleraku. Aku sangat menyukai wanita yang berumur sekitar 30 hingga 37 tahun dimana mereka umumnya sangatlah cantik, dewasa dan terlihat sangat anggun. Entah mengapa Tuhan memberi anugerah kecantikan wanita yang sempurna bila mereka berumur sekitar yang kusebutkan di atas.

Gairah Nakal Seorang Perawan Tua 04

Sambungan dai bagian 03

Di atas tubuhku Mbak In bergeser pelan, memutar pinggul, goyang kanan kiri. Serba pelan. Kali ini dia tidak banyak bicara. Cuma merem melek sambil ah.., uh.., ah.
Akhirnya aku tidak tahan. Vagina perawan tua itu tiba-tiba seperti menyempit dan menyedot penisku.
"Mbak, Aku mau keluar., Mbak!", Mbak In cuma menciumku dengan mesara. Keringatnya menetes di wajahku. Aku tidak ingat apa-apa lagi. Rasanya seluruh cairan kelelakianku tersedeot. Seluruh tubuhku seperti diperas. Inilah orgasme hebat yang jarang kualami. Ternyata aku tidak muncrat, cuma mengalir pelan tapi banyak maninya. Saat itu juga Mbak In orgasme. Tubuhnya mengejang, menggelepar di atas tubuhku, dengan keringat membasahi tubuh. Bau ketiaknya kian merangsang.

Gairah Nakal Seorang Perawan Tua 03

Sambungan dai bagian 02

Dengan jari kuelus permukaan vaginanya. Dia menggelinjang. Dua jempolku kembali menempel di kedua sisi bibir vaginanya, sehingga bisa merentang mulut vagina.
"Namanya apa sih Mbak?", aku menggoda.

Gairah Nakal Seorang Perawan Tua 02

Sambungan dai bagian 01

Tangan Mbak In masih memegangi tanganku. Sekarang matanya terbuka. Dia tersenyum. Aku kecup bibirnya, lembut lalu pipinya, telinganya, tengkuknya.
"Apa lagi sekarang, Gus?", bisiknya.
Kulepaskan pegangan tangannya lalu kutuntun untuk melingkarkan tangan kanannya ke belakang, ke leherku, karena aku kan berdiri di belakangnya. Kucium lehernya.., Kurasakan debar jantungnya, dan bunyi nafasnya yang mengeras.., sepertinya dia bernafas dengan mulut. Lantas aku beralih ke bahunya yang terbuka. Kuangkat tangan kirinya untuk memegangi tengkuknya sendiri.

Gairah Nakal Seorang Perawan Tua 01

Namaku Bagus Hermanto. Kini aku berumur 25 thn. Aku mengenal seks sejak umur 18 thn. Diajari oleh Mbak Wiwik Widayanti, mahasiswi S2 yang kos di rumahku, di Yogya. Tentu saja secara bertahap, dari pegang-pegang sampai.., tahu sendirilah. Pokoknya butuh tempo sampai 2 bulan baru bisa merasakan hubungan seks tang sebenarnya, bersetubuh dengan Mbak Wiwik.

Gairah Dosen Kalkulus 02

Sambungan dari bagian 01

Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya. "Ahh.. aahh.. ohmm.. enak sayang yach di situ.. ohmm.." Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi. Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat di blue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik.

Gairah Dosen Kalkulus 01

Namaku Andra, aku berumur 20 tahun, tinggi badanku sekitar 170 cm, aku tidak terlalu ganteng, tapi bisa disebut lebih dari lumayan, hidungku tidak mancung dan tidak juga pesek, ukurannya pun sedang, rambutku ikal dan sekarang sedang akan kupanjangi. Postur tubuhku bagus hal ini mungkin karena aku suka olahraga yang bersifat pertarungan, karena itulah aku ikut bermacam olahraga bela diri. Dadaku bidang dan sedikit ditumbuhi bulu.

Pengalaman ini terjadi beberapa waktu lalu dengan seorang dosen pembimbing di tempatku kuliah. (Oh yach, aku kuliah di PTS terkenal di kotaku dengan jurusan teknik). Saat ini aku masih tahun pertama kuliah. Kejadian ini sebenarnya sebelumnya belum ada di otakku, hal ini terjadi di luar keinginanku, tapi dasar nafsu kalau sudah menjadi raja maka tidak akan tahu lagi berbuat apa.

Gairah Bu RT 02

Sambungan dari bagian 01

Dan seperti yang dipesankannya, aku berusaha mencoba bersikap sewajar mungkin saat berada diantara orang-orang. Seolah tidak pernah terjadi sesuatu yang luar biasa diantara kami. Kendati aku sering harus menekan keinginan yang menggelegak akibat darah mudaku yang gampang panas saat berdekatan dengannya. Dan sejak itu lokasi teras di belakang kamar mayat menjadi saksi sekitar tiga kali hubungan sumbang kami. Hubungan sumbang yang terpaksa kuhentikan seiring kedatangan Bu Hartini, adik Pak Harjono yang bermaksud menengok kondisi sakit kakaknya. Hanya terus terang, sejak kehadirannya ada perasaan kurang senang pada diriku. Sebab sejak Ia ada yang menemani merawat suaminya di rumah sakit, kendati aku tetap diminta untuk membantu mereka dan selalu berada di rumah sakit, aku tidak lagi dapat menyalurkan hasrar seksualku. Hanya sesekali kami pernah nekad menyalurkannya di kamar mandi ketika hasrat yang ada tak dapat ditahan. Itu pun secara kucing-kucingan dengan Bu Tini dan segalanya dilaksanakan secara tergesa-gesa hingga tetap tidak memuaskan kami berdua.

Gairah Bu RT 01

Usia Bu Harjono sebenarnya tidak muda lagi. Mungkin menjelang 50 tahun. Sebab suaminya, Pak Harjono yang menjabat Ketua RT di kampungku, sebentar lagi memasuki masa pensiun. Aku mengetahui itu karena hubunganku dengan keluarga Pak Harjono cukup dekat. Maklum sebagai tenaga muda aku sering diminta Pak Harjono untuk membantu berbagai urusan yang berkaitan dengan kegiatan RT.

Gairah Bapak Kost

Pagi itu kulihat Oom Pram sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan. Rambut dan kumisnya beberapa sudah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang laki-lai setengah baya yang sering kukagumi. Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai laki-laki yang jauh di atas umurku.

First Time

Dengan baju kerjanya tante Juliet terlihat sangat cantik dan seksi. Apabila ia sedang melepas blezernya, buah dadanya tampak padat, ukurannya sedang-sedang saja. Karena ia selalu memakai rok span mini, maka pantatnya terlihat padat dan kencang, karena tercetak dengan sangat jelas di rok spannya yang ketat. Sering kali ketika aku main ke kantornya. Pada waktu itu aku sedang duduk di sofa dan sedang membaca majalah. Aku tidak sengaja melirik ke arah betis tante Juliet yang sangat mulus dan indah, tante Juliet juga selalu memakai sepatu hak tinggi warna hitam yang seksi, sehingga menambah keindahan kaki dan betisnya.

Fatamorgana Kuta - 2

Dari Bagian 1

"Aah.. Trus sayang.. Make me cum baby.."

Matanya memandang kearahku, seolah ingin dipuaskan. Kontolku makin dalam menusuk-nusuk lubang vagina Ibu Rossye. Kedua tanganku bertumpu pada sisi badan Ibu Rossye. Dengan posisi tersebut, aku makin leluasa menghujamkan kontolku hingga terbenam ke dalam lubang vaginanya.

Fatamorgana Kuta - 1

Bulan menyembul malu-malu dari balik rimbunan pohon-pohon dan bangunan-bangunan hotel sepanjang pantai Kuta. Desiran angin memyentuh kulitku sehingga membuat bulu-bulu di tangan terangkat naik dan turun. Aku masih asyik menyaksikan deburan ombak memecah pantai. Suaranya terdengar menggelegar saat ombak beradu dengan ombak yang lain. Di belakangku suara musik pun beradu dengan kerasnya, seolah ingin menyaingi deburan ombak yang menggelegar. Sedikit pun aku tidak terusik oleh musik buatan manusia, pandanganku hanya tertuju pada ombak yang bergulung-gulung memecah pantai.

Enam Jam di Kota Bogor

Hai kawan, sudah lama saya ingin menumpahkan pengalaman saya yang menurut saya sangat indah dan tidak dapat terulang kembali.
Waktu itu sekitar bulan Februari 2000, saya ingin mengunjungi teman lama saya di Bogor dengan kendaraan umum, saya sampai di kota yang menurut saya banyak menyimpan kenangan di masa lalu, sebab saya pernah merasakan kesegaran udara kota ini sekian tahun yang lalu. Oh ya, saya sekarang berumur 33 tahun, umur yang hampir matang dan saya pernah mengenyam pendidikan di kota ini selama hampir 6 tahun.

Dosenku yang Manis

Cerita ini terjadi sewaktu aku menuntut ilmu di ***-**, Malang, Jawa Timur beberapa tahun yang lalu. Di sinilah aku telah kehilangan perjakaku yang aku pertahankan sekian lamanya.

Bu Rini (bukan nama sebenarnya) adalah seorang dosen yang cantik dan pandai. Orangnya kecil molek tapi bodynya mengalahkan anak dara. Dari cerita yang kudengar dia sudah setahun menjanda tanpa ada anak.

Dosenku Seksi Sekali - 3

Dari Bagian 2


Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV. Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas yang ia buat. Tapi ia masih membiarkan pemutar CD-nya hidup. Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis mengisi suasana ruangan itu.

Dosenku Seksi Sekali - 2

Dari Bagian 1


Ya, aku dan teman-temanku sering bergurau begini saat melihat Bu Via: jika rambut di tempat yang terbuka saja subur, apalagi rambut di tempat yang tersembunyi. Dan ternyata aku bisa membuktikan gurauan itu. Ternyata rambut di tempat itu memang luar biasa. Bahkan aku yang semula berpikir rambut yang menghiasai vagina Kiki luar biasa karena subur dan indah, kemudian menerima kenyataan bahwa ada yang lebih indah, yaitu milik Bu Via ini. Dari samping keadaan itu seperti taman gantung Raja Nebukadnezar saja :-).

Dosenku Seksi Sekali - 1

Sebut saja namaku Rudi. Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Surabaya. Di kampus aku mempunyai seorang dosen yang cantik dan lembut. Namanya Bu Via. Berkenaan dengan Bu Via, ada sesuatu yang membuat kehidupanku lebih indah dan menyenangkan selama hampir tiga bulan ini.

Dosenku Kekasihku - 2

Dari Bagian 1

Aku mengangkat kaki Bu Juliet ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.

Dosenku Kekasihku - 1

Pengalaman ini terjadi beberapa waktu lalu dengan seorang dosen pembimbing di tempatku kuliah. (Oh yach, aku kuliah di PTS terkenal di kota Apel dengan jurusan teknik komputer). Saat ini aku masih tahun terakhir kuliah. Kejadian ini sebenarnya sebelumnya belum ada di otakku, hal ini terjadi di luar keinginanku, tapi dasar nafsu kalau sudah menjadi raja maka tidak akan tahu lagi berbuat apa.

Thursday, May 26, 2011

Dosen Haniza 04

Sambungan dari bagian 03

Aku baringkan dia di atas ranjang sambil terus memberikan kecupan demi kecupan. Kali ini aku tidak berlama-lama mencium payudaranya sebab sasaran muluku adalah ke liang kenikmatannya. Aku turunkan ciumanku ke bawah, kemaluannya masih kering. Aku terus mencium kemaluannya itu dengan lembut. Terangkat punggungnya menahan kenikmatan itu. Bibir kemaluannya kujilat, kujulurkan lidah dan menusuk ke dalam lubangnya. Dia mendesis keenakan sambil menggeliat manja. Biji kelentitnya kuhisap, kujilat semaunya. Vagina Dosen Hanizah mulai basah, aku tak peduli, aku terus jilat dan hisap sambil tanganku meremas-remas puting payudaranya.

Dosen Haniza 03

Sambungan dari bagian 02

Agak lama kami berciuman, bertautan bibir dan lidah sambil berpelukan mesra. Kemudian, Dosen Hanizah meleraikan tautan itu diikuti dengusan birahi, "Mmm.."
Kami bertatapan mata, tanganku masih dilingkarkan pada tubuhnya, badan kami masih saling rapat, nafasnya semakin kencang, nafsuku semakin meningkat diikuti dengan kemaluanku yang semakin menegang. Tatapan matanya yang redup itu bagaikan meminta sesuatu, sehingga kutambatkan sekali lagi bibirku ke bibirnya. Kami saling berciuman mesra, sesekali ciuman ditujukan ke arah leher yang putih itu, kucium, kugigit dan kujilat batang lehernya. Dosen Hanizah hanya menggeliat kegelian diperlakukan seperti itu.

Dosen Haniza 02

Sambungan dari bagian 01

Sudah hampir 20 menit, hujan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Aku menjadi ingin buang air kecil, maklumlah udaranya dingin. Aku bangun dan terus menuju ke belakang untuk mencari kamar mandi. Ketika aku hampir sampai di kamar mandi, aku sekilas melihat Dosen Hanizah sedang masuk ke kamarnya, hanya dalam keadaan menggunakan handuk saja, mungkin baru keluar dari kamar mandi. Pada saat melihat tadi, aku tidak sempat melihat apa-apa kecuali tubuhnya yang hanya tertutup oleh handuk dan hanya sebentar aku melihatnya. Aku teruskan ke dapur, dan ketika melewati kamarnya, kudapati pintu kamarnya tidak tertutup rapat.

Dosen Haniza 01

Aku teringat akan kisah yang terjadi 18 tahun yang lalu, ketika aku masih di alam persekolahan. Kisah yang akan kuceritakan ini mendatangkan kesan yang mendalam terhadap kehidupanku. Umurku sekarang 30 tahun lebih.

Sewaktu berada di tingkat 5, di salah satu sekolah di Malaysia ini, aku terkenal dengan sifatku yang pemalu dan takut terhadap wanita. Ketakutanku itu bukan kerena takut seperti selayaknya orang melihat hantu, tetapi adalah karena tidak adanya kekuatan dalam diriku untuk berhadapan dan bergaul dengan mereka. Walau bagaimanapun, aku seorang yang happy go lucky, suka bersenda gurau. Sekolahku tu pulak, sekolah laki-laki. Semua pelajarnya laki-laki, wanita yang ada hanyalah Dosen saja. Jadi semakin bertambahlah ketakutanku pada kaum hawa itu.

Kakak Iparku

Kejadian ini berlangsung kira-kira 2 tahun yang lalu, waktu itu aku diminta oleh ibu mertua untuk mengambil suatu barang di rumah kakak ipar perempuanku sekalian menengok dia karena sudah lama tidak ketemu. Kakak iparku ini (sebut saja namanya Ina) memang tinggal sendirian, walaupun sudah kawin tetapi belum punya anak dan saat ini sudah pisah ranjang dengan suaminya yang kerja di kota lain. Aku sampai di rumahnya sekitar jam 19:00 dan langsung mengetuk pintu pagarnya yang sudah terkunci. Tak lama kemudian Ina muncul dari dalam dan sudah tahu bahwa aku akan datang malam ini.
"Ayo Yan, masuk.., langsung dari kantor?, Sorry pintunya sudah digembok, soalnya Ina tinggal sendiri jadi harus hati-hati", Sambutnya.
Ina malam itu sudah memakai daster tidur karena toh yang bakalan datang juga masih terhitung adiknya, daster yang dia pakai mempunyai potongan leher yang lebar dengan model tangan 'you can see'.

Kakak Iparku yang Kucinta

Sebelumnya saya memperkenalkan diri saya seorang executive muda berumur tigapuluhan tahun. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1985 yang lalu dikala saya masih berpacaran. Pada saat itu saya mulai melakukan wakuncar setiap berakhir minggu dan akhirnya saya mengetahui bahwa saya memiliki calon kakak ipar yang bahkan lebih menarik ketimbang calon isteri saya. Saya mulai berpikir untuk mengalihkan perhatian saya kepada calon kakak ipar dan ia pun mulai bereaksi. Dari sorot matanya ia memang juga tertarik kepada saya, bahkan selalu mau untuk diajak jalan-jalan bersama sekeluarga. Saya terus mengadakan pendekatan dengan dia kemana pun dia pergi, namun dengan tetap menjaga perasaan calon isteri saya. Sampai akhirnya sebelum rencana menikah dengan calon isteri saya, saya memberikan dia kesempatan untuk berterus terang menanyakan dia apakah dia mencintai saya? Namun ia dengan menangis ia membohongi dirinya dengan mengatakan bahwa ia tidak pernah mencintai saya, dan akhirnya saya memutuskan untuk menikahi calon isteri saya atau adik kandungnya.

Istri-istri Pamanku 06

Sambungan dari bagian 05

Pinggulku menghentak semakin cepat dan cepat. Tubuh Bi Laha terguncang kesana kemari, dan gelinjangnya tampak sudah tak karuan. Tiba-tiba pahanya menjepit keras, dan pinggulnya yang sedari tadi berputar-putar liar itu diangkat tinggi-tinggi dan.., "Oooh.. bibi keluar.. bibi keluaarr.. ngg.." Terdengar suara Bi Laha merengek panjang. Tangannya menjambak rambutku dan serta mencakar pundakku. Matanya membelalak dan mulutnya meringis. Otot wajahnya tegang seperti orang yang tengah melahirkan. Ketika itu juga penisku terasa hangat disemprot oleh cairan orgasme Bi Laha. Dan dinding vaginanya seperti menyempit meremas-remas penisku.

Istri-istri Pamanku 05

Sambungan dari bagian 04

Aku merasakan kecanggungan Bi Laha ketika menggenggam penisku. Seakan-akan tengah menimbang-nimbang "Mau diapakan benda ini?" "Dikocok dong Bi.." bisikku memohon. Seketika itu juga tangan Bi Laha mulai bergerak-gerak di dalam celana dalamku. "Iya bi.. iyaahh.. lebih cepat bi.. lebih cepaat." Tampaknya untuk soal kocok mengocok, Bi Laha lumayan berpengalaman. Ia juga tahu tempat sensitif pria di urat sebelah bawah kepala penis. Seraya mengocok naik-turun, jempolnya mempermainkan urat itu membuat mataku terbeliak dan pinggulku berputar-putar. "Enak bi.. aahh.. ennaak.." Lalu tanganku melepaskan remasan di pantatnya, dan kusentakkan tali celana dalam nilonnya. Maka terlepaslah penutup terakhir tubuh sintal isteri Mang Iyus itu. Dengan sigap kuletakkan jari tengahku di belahan vagina Bi Laha. Kusibakkan hutan lebat keriting itu, lalu jariku mencari-cari tonjolan kecil di bagian atas vaginanya."aahh.. ss.. aahh.. agak keatas Fi.. agak keatas.. iyaah.. Yang ituu.. yang ituu.. ouuh.." Kembali tangan kanan Bi Laha memeluk leherku, sementara tangan kirinya semakin cepat mengocok penisku.

Istri-istri Pamanku 04

Sambungan dari bagian 03

Kebisuan kembali menyelimuti kami berdua. Ruangan asri rumah Bi Laha itu terasa semakin luas dan mencekam dengan kesunyian itu. Suara jangkrik dan kodok sawah terdengar saut menyaut. Sesekali terdengar suara angkutan pedesaan melewati jalan raya. Juga suara delman dan motor melintas. Ahh, desa yang tenang dan damai. Tempat yang sangat sempurna untuk berlibur dan bermalas-malasan. Tapi tidak dengan kebisuan seperti ini. Aku menguap seraya melihat arloji. Sudah 20 menit lebih kami tak berkata-kata. Dan Mang Iyus belum juga datang. Isterinya sudah terlihat gelisah sambil terus-terusan memandang jam dinding. "Nggak biasanya Mang Iyus begini.." suaranya terdengar lirih.

Istri-istri Pamanku 03

Sambungan dari bagian 02

Sambil masih memilin puting kirinya dan menciumi lehernya, aku membuka ritsluiting celanaku, menurunkan sedikit celana dalamku, lalu kukeluarkan penis raksasaku. Tangan kananku menjulur kebawah lalu dengan sekali tarik kuangkat ujung baju kebayanya ke atas sehingga punggung mulus berhias tali beha hitam milik isteri Mang Iyus itu kini terpampang di hadapanku. Kuletakkan penisku yang sudah sangat tegang itu di atas kulit mulus punggung Bi Laha. Lagi-lagi Bi Laha membuka matanya dengan pandangan kebingungan, antara keinginan melihat penisku bercampur dengan ketakutan akan melakukan persetubuhan dengan lelaki bukan suaminya. Ia hanya bisa mengerang dan menggelinjang sambil menoleh menatapku ketika dirasanya daging keras penisku mulai menggesek-gesek kulit halus punggungnya, dirasanya punggungnya mulai ditetesi oleh cairan bening yang keluar dari lubang penisku. Bi Laha benar-benar terlihat berada di simpang jalan. Ia begitu bergairah dengan sensasi yang belum pernah dialaminya selama hidup, namun ia begitu ketakutan melihat keponakannya dengan penuh nafsu tengah meremas-remas susunya, memilin putingnya, menggesekkan penis di punggungnya, dan.. perempuan itu dengan mudah menebak bahwa perbuatan ini akan berakhir dengan persetubuhan!

Istri-istri Pamanku 02

Sambungan dari bagian 01

("Pemuda ini sungguh menggemaskan!" Laha tersenyum dalam hati. Ia mulai menyukai keponakan suaminya itu. Mukanya lumayan cakep, cerdas, orangnya baik, dadanya bidang. Tapi jailnya itu lho.. agak-agak menjurus. "Anak ini benar-benar tak tahu keadaan! Sadarkah dia kalau kejahilannya itu membuat aku.. aku.. terangsang? Apalagi.. apalagi.. melihat anunya yang.. iih.. besarnya." Laha mendesah membayangkan benda itu memasuki dirinya. Diam-diam, ia agak kecewa keponakannya tak sungguh-sungguh menurunkan ritsluitingnya.)

Istri-istri Pamanku 01

Saat itu pertengahan 1989 adalah liburan semesteran kuliahku di fakultas ekonomi sebuah universitas bergengsi di Bandung. Dengan IPK diatas 3 yang berhasil kucapai, aku merasa ingin memanjakan tubuhku di liburan kali ini. Aku ingin mencari suasana baru dan melupakan aktifitas kampus yang melelahkan, setelah berkonsultasi dengan kedua orang tuaku yang tinggal di Jakarta, aku pun memutuskan untuk pergi ke Garut dan menghabiskan liburanku di rumah Mang Iyus dan Bi Laha. 'Mamang' dan 'Bibi' adalah terminologi Sunda yang berarti 'Oom' dan 'Tante'. Mang Iyus masih bisa dibilang sepupu ayahku karena ibu Mang Iyus dan kakekku adalah kakak beradik lain ibu. Mang Iyus adalah seorang tuan tanah dan pengusaha dodol yang cukup sukses di Garut. Sawahnya berhektar-hektar dan menghasilkan beras kualitas nomor satu sampai beratus-ratus ton di masa panen. Performance pabrik dodolnya pun tak kalah mengecewakan. Paling tidak supermarket-supermarket besar di kota-kota utama Jawa Barat pasti menjual produknya. Usia Mang Iyus sudah mencapai 45 tahun dan isterinya 10 tahun lebih muda darinya. Aku cuma tertawa ketika ayahku mengingatkanku untuk tidak tergoda pada isteri sepupunya itu. "Pamanmu itu seleranya tinggi.. si Laha itu dulu kembangnya Cilimus.. bapak yakin isteri muda si Iyus nggak kalah cantiknya.."

Istri Pamanku yang Menggairahkan

Ma, minta susu..! teriak seorang bocah kepada mamanya.
"Iya bentar!" teriak mamanya dari dalam kamar.
Bocah kecil tersebut adalah anak dari mama yang disebut tadi. Kita sebut saja namanya Ras. Ras merupakan istri dari abang mama saya, mengertikan? Jadi saya seharusnya memanggilnya bibi, tapi karena suatu alasan, dia kami panggil Mbak dan dia tidak keberatan kok dipanggil begitu. Suaminya saat itu bekerja di luar negeri dan dia ditinggal di rumah mertuanya yaitu nenek saya. Suaminya telah lama pergi dan hanya pulang sekali dalam setahun.

Istri Kakakku yang Kesepian

Sebut namaku Dede, semasa kuliah aku tinggal bersama kakakku Deni dan istrinya Dina. Aku diajak tinggal bersama mereka, karena kampusku dekat dengan rumah mereka, daripada aku kost. Usiaku dengan Kak Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua dariku.

Tuk Ambasuliku

Bogor, 28 Januari
Kebun Raya Bogor
Pagi..

Suasana kebun raya Bogor sangat asri, angin bertiup perlahan mengiringi sarapanku di salah satu rumah makan setempat. BT banget rasanya setelah perutku dikocok-kocok oleh kondisi jalan sekitar puncak. Hari ini aku akan menemui dokter Handayani salah seorang kolegaku di Bogor. Dia dokter spesialis anak. Sesuai dengan profesinya, orangnya sangat ramah dan mungil seperti sosok ideal malaikat kebaikan bagi anak-anak, pasiennya. Yani nama yang singkat, sesuai dg cirinya dalam berkata-kata. Tingginya hanya 158 cm dengan berat 60 kg.

The Sad Love Story

Somewhere, suatu waktu..

Kamar itu gelap. Sinar bulan tampak menyentuh kisi-kisi jendela kamar kecil itu. Membayangkan silhouette tubuh yang meringkuk di sudut kamar. Rena menenggelamkan kepalanya ke dalam lipatan lengannya yang memeluk lutut-lututnya. Bahunya yang bergerak-gerak menandakan bahwa gadis kecil itu sedang menangis. Rena mengangkat kepalanya, mengutuk sinar bulan yang menerpa wajahnya yang ternoda jejak-jejak air mata dalam hatinya. 'Bagaimana aku bisa memaafkan dia..'

Tangisan Cintaku

Lirikan iri terlihat di wajahku. Hari itu hari valentine, di mana biasanya insan memadu cinta, menyingkirkan duka dan dendam. Semua toko bunga diwarnai oleh bunga rose merah. Tiap pasang berjalan dengan bergenggaman tangan erat. Tetapi kenapa ada perasaan iri yang tidak lari dari hatiku, aku hanya merasa dunia tidak adil. Kenapa hanya orang lain yang boleh merasakan itu semua?

Selamat Pagi Cinta (5)

"Kok ngeliat kayak mau makan orang?"
"Cemburu kali?"
"Sialan," Lenvy mendesis. Lalu senyumnya kembali mengembang.
"Ray," kata gadis itu, "nanti malam.."
Ray menyela, "Aku capek. Pasti capek."
"Kok begitu? Kamu marah tentang waktu itu?"
"Aku? Ngga kok. Aku cuma ingin istirahat."
"Kamu pasti marah. Ya sudah, aku pulang saja."
"Hey," ucap Ray, "dua minggu lagi, bagaimana?"
"Dua minggu? Lama sekali?"
"Aku ke Bali minggu depan."
"Bali? Ngapain?"
"Liburan. Seminggu. Jadi?"
Senyum Lenvy kembali mengembang.
"Oke, tapi aku boleh telepon kan?"

Selamat Pagi Cinta (4)

Sambungan Dari Bagian 3

Sore menjelang saat Ray melangkah menuju ruangan Pak David sambil menenteng map merah di tangan. Pemuda itu mendapati ruangan itu sudah kosong. Tak berapa lama setelah Ray masuk, Ella muncul di depan pintu.

"Pak David sudah pulang, Ray."

Selamat Pagi Cinta (3)

Sambungan Dari Bagian 2

Gadis itu lalu melangkah mundur dengan menggigit bibir bawahnya. Matanya menemukan mata Ray. Pemuda itu menundukkan kepalanya dan menyeringai.

Selamat Pagi Cinta (2)

Sambungan Dari Bagian 1

"Sori, Ray. Jalanan macet benar tadi," ucap Lenvy, gadis di belakang kemudi, pada Ray yang sibuk menyeka wajahnya dengan tissue.

Ray masih juga tersenyum-senyum, "Ah, ngga apa-apa."

Selamat Pagi Cinta (1)

Hanya satu membran elastis yang membedakan antara kebahagiaan dan kesedihan. Sahabat Ray, Dita, pernah berkata, "Orang hanya bahagia saat duka itu tiada, dan berduka saat bahagia itu hilang. Tak ada bahagia, maka tak ada susah, begitu pun sebaliknya. Hukum alam yang mudah dicerna. Tapi apa yang terjadi bila ada seseorang yang ingin dan bahkan mampu berada di ambang batas antara keduanya?"

Pengalaman Pertama Anita - 3

Dari bagian 2

Anto pun semakin tak kuat menahan sesuatu yang ingin segera meledak dari dalam kontolnya tetapi ia belum ingin mengakhiri permainan itu Anita terus meracau tak jelas, menjepit kontol Anto dengan sekuat tenaga. Di paksanya agar tak segera mencapai orgasme, sampai akhirnya ia tak kuat lagi menahan sesuatu untuk segera meledak dari dalam liang kewanitaannya. Anita pun berteriak..

Pengalaman Pertama Anita - 2

Dari bagian 1

Terbenamlah wajah Mbak Yuyun diantara alat kewanitaan Anita yang ditumbuhi bulu rambut halus yang lebat, terpangkas rapi dan beraroma lembut. Digoyangkannya oleh Anita, pinggul dan jambakan pada rambut Mbak Yuyun, diikuti teriakan kecil dari bibirnya yang seksi.

Pengalaman Pertama Anita - 1

Sore itu, waktu masih menunjukkan pukul 15: 00, sementara itu cuaca di luar sudah terlihat agak mendung.

Entah keberapa kalinya Anita menengok ke arah jam dinding, atau ke lengan kirinya yang terbalut jam tangan emas merk terkenal. Hari itu Anita mengenakan stelan blazer berwarna hitam, di padu dengan rok span setinggi diatas lutut dengan belahan yang cukup tinggi, sehingga sesekali menampakkan pahanya yang putih mulus itu. Stelan blazer hitam yang dikenakannya begitu kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus itu. Orang lain yang baru mengenalnya pasti tidak akan mengira bahwa wanita ini sudah mencapai usia kepala tiga dan sudah mempunyai dua orang anak. Akan tetapi garis-garis kematangan yang terlihat di wajah dan tubuhnya yang nampak anggun itu semakin menampakan pesona ibu dua anak itu.

Pengalaman Lain Dengan Tante Rissa - 3

Dari bagian 2

Sesekali kulirik Tante Yola yang kelojotan setiap kali butiran sebesar bola golf itu dikeluarkan dari liang kewanitaannya. Atau wajah Tante Irene yang tak henti-hentinya mengerang menahan rasa nikmat yang luar biasa. Kelihatannya Tante Rissa lihai sekali memainkan vibrator tersebut. Kulihat daerah selangkangan Tante Irene sudah banjir oleh air kewanitaannya. Kami betul-betul bercampur tanpa batas. Dan satu-satunya yang sadar di ruangan itu hanya aku, sisanya sudah mabuk oleh minuman-minuman yang mereka tegak sejak tadi. Aku tidak bisa bercerita dengan detil di sini karena betul-betul banyak hal dan variasi yang kami lakukan. Mungkin aku hanya bisa cerita hal-hal yang kuingat dengan jelas. Seperti misalnya ketika kedua tangan Tante Rissa dipegangi oleh Tante Yola dan Tante Irene, sementara Tante Shinta dan Tante Lisbeth asyik ngerjain wanita cantik itu dengan tali-tali berbutirnya. Tante Shinta memegang tali berbutir yang butirannya sebesar bola golf, sementara Tante Lisbeth memegang tali berbutir yang lebih kecil. Aku sendiri dengan liar menjilati setiap jengkal tubuh Tante Rissa. Desahan dan erangan tak henti-hentinya keluar dari bibir wanita itu.

Pengalaman Lain Dengan Tante Rissa - 2

Dari bagian 1

Tante Yola pun menjelaskan. Ternyata seperti permainan lucky draw. Dalam satu Pak kartu itu ada 2 joker. Joker hitam putih berarti kartu "truth", dan joker berwarna berarti kartu "dare". Kartu-kartu itu dibagikan ke semua pemain dengan jumlah tertentu. Jika ada pemain yang mendapatkan kartu "truth", maka dia harus menceritakan salah satu pengalaman seksnya dengan detil. Dan jika si pemain mendapat kartu "dare", maka dia harus bersedia melepas salah satu atribut yang melekat di tubuhnya, bisa pakaian atau aksesoris. Itu permainan truth or dare versi Tante Yola. Aku tidak tau apakah sama dengan permainan truth or dare pada umumnya.

Pengalaman Lain Dengan Tante Rissa - 1

Suatu sore aku iseng kirim SMS ke ponsel Tante Rissa. Sekedar say hello aja sih, soalnya udah lama juga aku nggak ketemu dia. Isinya singkat, "SORE TANTE, PA KBR NICH?". Tanpa kuduga Tante Rissa langsung menelpon balik.
"Halo..", sapaku.
"Hai.. bikin kaget aja, kirain siapa?" sahut Tante Rissa di seberang sana.
Terdengar ribut sekali, mungkin wanita itu sedang berada di tempat ramai.
"Hahaha.. kirain udah lupa sama aku Tante..", balasku.
"Nggak dong sayang, eh kamu lagi ngapain nih?" tanya Tante Rissa.
"Yah.. lagi nunggu waktu pulang aja Tante." jawabku.
"Abis itu mau kemana?" tanya Tante Rissa lagi.
"Ya pulang ke rumah..", jawabku.
Tante Rissa tidak langsung menjawab. Terdengar suara-suara ribut di belakangnya dan terdengar suara Tante Rissa yang meladeni mereka.
"Kalo gitu jalan sama aku aja yuk..", ajak Tante Rissa.
"Ngg.. lain kali deh Tante, kan bukan weekend..", tolakku agak halus.
Aku tau betul kalau Tante Rissa ngajak jalan pasti ujung-ujungnya nginep. Entah di rumah, di villa atau di hotel.
"Aduh Yo.. sekali ini deh, kita lagi ada acara nih..", bujuk Tante Rissa.
Aku masih berusaha menolaknya secara halus. Tante Rissa bilang bahwa ada salah seorang temannya yang ulang tahun, dan wanita itu ingin kenal dengan aku. Singkat cerita dengan setengah terpaksa aku mengiyakan ajakan Tante Rissa.