WELCOME to pusatceritadewasaku.blogspot.com

Blog ini merupakan kumpulan Cerita Dewasa dimana dunia maya menyebutnya cerita dewasa, cerita seru, cerita lucah, cerita sex atau cerita porno. Blog ini akan terus kami update. Masukan dari pembaca kami ucapkan terima kasih

Sunday, May 29, 2011

Birahi Ibukota - 1

Malam belum terlalu larut, kira-kira baru jam 22.15. Seminggu sudah sejak pertemuanku dengan Natalie (Keindahan Pada Akhir). Masih terasa keliaran dan kenikmatan percintaanku dengan Natalie. Hari jumat adalah malam yang panjang bagi yang menggemari kehidupan malam. Sambil merokok santai aku mengarahkan mobilku memasuki sebuah kompleks pertokoan yang didalamnya terdapat sebuah diskotik yang cukup ternama dikalangan penggemar dugem di ibukota.

Suasana cukup ramai terutama di pintu masuk banyak berdiri ABG ibukota yang sedang menunggu teman mereka dengan pakaian yang cukup mengundang selera laki-laki normal. Aku hanya tersenyum pada yang menjaga di pintu masuk karena mereka cukup kenal dengan diriku dan aku melangkah masuk disambut dengan suara dentuman house music yang cukup dapat membuat pasien lemah jantung mati berdiri.

Setelah beberapa lama berkeliling atau hunting mencari teman yang aku kenal maupun yang mau aku kenal, akhirnya aku mendapat tempat agak dipojok ruangan tetapi cukup banyak traffic orang berlalu lalang. Dan aku pun merasa nyaman di posisi ini.

Waktu berlalu dan tidak terasa sudah 2 butir pil inex aku minum dan aku merasa dalam dunia lain, dimana seluruhnya terasa indah, nyaman dan hilang seluruh masalah yang aku hadapi dalam dunia nyata. Jarum jam menunjukkan pukul 03.45 dan pengaruh obat itu pun sudah hilang setengahnya dan aku agak merasa BT hanya berdugem ria seorang diri dan aku memutuskan untuk pindah ke lokasi lain.

Pada saat aku baru mau beranjak meninggalkan mejaku, tiba-tiba badanku agak terdorong keras ke depan dan aku menoleh ke belakang melihat dan di depan mataku ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahun dengan rok blue jeans ketat dan kaos dibalut jaket kulit hitam.

"Sorry, aku lagi cari teman-temanku, kamu lihat temanku?" dia bertanya. Dengan mata yang agak kabur aku menatap wajahnya yang cantik (entah pengaruh obat atau dia memang cantik) aku menjawab..
"Sorry dari tadi saya sendirian"

Dia menggelengkan kepala seakan pusing dan mencoba melangkah tapi malah terjatuh ke arahku. Secara refleks aku memeluk pinggangnya dan terciumlah bau alkohol yang cukup menyengat.

"Kamu mabuk?" tanyaku padanya. Dia hanya tersenyum dan berkata..
"Cuma sedikit". Aku mencoba memapah dia ke kursi tapi dia menggelengkan kepala sambil berkata..
"Aku mau pulang saja". Aku bertanya..
"Mau aku antar?" Dia menggeleng..
"Antar aku ke mobilku saja, aku bawa mobil sendiri". Pengaruh obat padaku agak menurun drastis, dengan agak ragu aku bertanya..
"Apa kamu sanggup bawa mobil dalam kondisi seperti ini?"
"Tolong bawa aku sampai parkir valet mobil saja" sahutnya.

Kemudian aku membimbing dia menuju mobilku dan kemudian kami menuruni parkiran menuju tempat valet mobil. Aku masih sempat memberi sedikit minyak angin kepadanya dan pada saat sampai di tempat valet dia memberikan tanda valet dan aku masih menunggu dia sampai dia menaiki mobilnya, tapi sebelum dia naik dia berbalik dan bertanya kenapa aku belum pergi dan aku jawab aku khawatir dengan kondisinya dan kalau boleh aku mengawal dari belakang sampai tempat tinggalnya. Dia tersenyum manis dan berkata..

"Silakan dan thanks telah menolongku"

Mobilnya kemudian bergerak didepanku dan aku mengikuti dari belakang. Ternyata tempat kostnya hanya berjarak 700 m dari kompleks pertokoan tersebut. Pada saat dia masuk ke dalam gang tersebut dia berhenti dan keluar dari mobilnya dan bertanya padaku..

"Kamu mau kemana?" Aku katakan bahwa aku ingin bersantai.
"Sendirian?" tanyanya padaku lagi.
"Ya" jawabku.
"Tunggu, aku parkir mobilku dulu dan aku ikut sama kamu" teriaknya.

Aku hanya diam dan beberapa saat dia memasuki mobilku. Pahanya terlihat begitu merangsang karena rok blue jeans yang dia kenakan cukup mini.

"Please jangan macam-macam, aku mau ikut kamu karena tadi kamu waktu menolong aku, aku lihat kamu tidak macam-macam atau raba-raba cari kesempatan" katanya tiba-tiba.

Entah tiba-tiba nafsuku menggelora melirik kaos yang dikenakan karena dia membuka jaketnya hingga terlihatlah pinggang yang kecil ramping dengan sepasang buah dada berukuran 36 yang cukup membuat nafasku terhenti. Tanpa berpikir panjang aku mengarahkan mobilku ke motel favoritku di dekat daerah Jakarta Utara. Pada saat mobilku memasuki motel, matanya terbuka dan dia bertanya..

"Kemana kita?". Kujawab bahwa ini adalah tempat istirahatku. Dia hanya menggumam lirih, rupanya pengaruh alkoholnya masih cukup berat.
"Terserah, yang penting jangan macam-macam atau aku pulang!".

Setelah masuk dan membayar, aku menuntun dia memasuki kamar dan menyalakan sound system dan TV yang ternyata sedang menampilkan blue film. Pengaruh obat yang sudah menurun kembali naik mendengar dentuman house music di kamar ini. Aku memesan bir hitam tiga botol dan mengajak dia minum. Walaupun dia sudah mabuk berat sambil memejamkan mata tetapi dia masih dapat meminum kira-kira 1 botol besar bir hitam.

Pil inex merk Valentine yang aku minum ternyata bereaksi dan nafsuku menggelora melihat tubuh ramping berpostur kira-kira 155 cm dengan berat 42 kg tetapi dengan pinggul yang montok dan terutama sepasang buah dada ukuran 36 yang membusung keras hingga meminta tanganku menjamahnya.

Tapi ada satu hal yang pasti, aku tidak mungkin bersenggama dengan kondisi masih 30% dalam keadaan on karena biasanya senjataku tidak pernah dapat berfungsi normal dalam keadaan on, tapi nafsuku sudah sampai keubun-ubun. Tubuhnya tergolek dengan kaki sebelah terangkat sehingga seluruh paha beserta isinya tampak. Paha yang mulus dengan CD warna hitam membungkus membentuk tonjolan kenikmatan. Aku melihat dia hanya terdiam dan tidak bergerak. Kemudian aku melihat ternyata resluitingnya terletak di samping roknya dan dikombinasi dengan kancing yang ternyata dapat dibuka seperti jaket.

Aku mencoba meraba dadanya perlahan dan di balik kaos ketat itu aku dapat meraba buah dadanya yang terbalut oleh BH tipis sehingga ujung putingnya dapat aku gesek dengan jariku. Dia tetap terdiam, aku mencoba memegang daerah pinggangnya ke arah resluiting dan menariknya perlahan, pada awalnya agak macet dan aku berpindah ke sampingnya dan mencoba menggunakan dua tanganku untuk menariknya turun. Perlahan tetapi pasti akhirnya bergerak juga sampai terbuka sedikit karena terganjal kancing blue jeans sebanyak 5 buah.

Nafasku semakin memburu, nafsuku semakin menggelora. Perlahan-lahan aku membuka satu kancing berhasil, 2.., 3.. dan yang keempat agak sulit karena kemontokan pinggulnya sehingga kancing tersebut tertarik keras. Tetapi setelah agak lama terbukalah kancing keempat dan yang terakhir. Kini tanganku kembali meraih resluiting yang macet tadi, perlahan aku menarik turun.. terus dan akhirnya terlepas. Dan ada sesuatu di luar dugaan yang mengejutkanku, aku merasa ada rasa hangat di ujung helm kejantananku yang biasanya mati total kalau sedang on.

Kemudian aku membuka rok itu ke kanan dan ke kiri sehingga terpampanglah paha mulus dengan pinggul yang montok dengan CD warna hitam berenda sutra halus. Kemudian entah dia merasa agak lega atau bagaimana, kakinya agak bergeser dan membuka sehingga semakin jelaslah pemandangan yang membuat kepalaku berdenyut keras. Tanganku meraba kejantananku di balik celana dan menggosoknya pelan dan tiba-tiba ada sedikit denyutan yang kukenal adalah tanda apabila aku akan ereksi.

Dengan cepat aku membuka celana dan celana dalamku tapi aku melihat kejantananku hanya agak membesar tapi belum ereksi. Mataku beralih ke tubuh molek yang berpose begitu menggairahkan itu. Aku memutuskan untuk melampiaskan nafsuku dengan mengoral gadis ini habis-habisan sehingga nafsuku dapat terlampiaskan. Aku mencoba menyelipkan jariku ke samping celana dalam yang ia kenakan dan dengan perlahan sekali kadang aku berhenti mencoba menarik celana itu agar terlepas.

Melihat celana tersebut bergeser, perlahan nafsuku membludak di kepala dan berharap aku dapat ereksi. Pada saat celana dalamnya menuruni pinggulnya tampaklah rambut hitam tersembul cukup lebat dan sedikit lagi akan tampak lubang kenikmatan yang sangat aku sangat sukai dan idamkan.

Pada saat celana dalamnya telah meninggalkan pinggul dan pantatnya, dia agak bergerak dan aku pun berhenti menahan nafas berharap agar dia tidak terbangun. Setelah beberapa saat aku menarik lepas celana dalam tersebut lepas dari kaki kanannya. Dan kini terpampanglah pemandangan yang membuat aku rela mati untuk dapat menikmati ini.

Wajah cantik dengan rambut berombak sebahu dicat warna pirang agak berantakan yang dialasi bantal warna putih itu, turun ke bawah di balik kaus hitam ketat tersembunyi dimana sepasang gundukan kenyal yang seakan memberontak minta dilepaskan dari BH warna hitam halus yang membalutnya. Kemudian pada perutnya yang rata aku melihat bulu halus menurun ke arah lembah hitam yang ditumbuhi rambut hitam lebat, dan tampak segaris lembah kenikmatan tapi tidak terlihat lubang seperti biasanya, hanya segaris cukup rapat.

"What a beautiful girl like this" otakku hanya dapat mengatakan itu.

Aku meraba batang penisku dan berharap dapat berereksi sehingga aku dapat menuntaskan malam ini. Aku mengelus perlahan seraya mengocok batangku dengan mata yang tidak terlepas dari celah kenikmatan yang aku pastikan akan memberi kenikmatan luar biasa jika aku bisa memasukinya. Entah mengapa malam ini aku dapat merasakan ada reaksi balik dari kejantananku setiap aku menyentuhnya, dan aku melirik ternyata dia membesar juga walaupun masih dalam kondisi lembek tapi berhasil mencapai 60% dari kondisi full ereksiku.

Melihat posisi pahanya yang terbuka, aku memutuskan untuk segera mengoralnya. Aku merendahkan tubuhku dan meletakkan kepalaku di antara kedua belah pahanya dan menyelipkan satu tangan di bawah paha yang terangkat tertekuk. Perlahan aku menjulurkan lidahku dan menyelusuri garis itu dari bawah menuju ke atas. Pada ujung garis tersebut aku agak menekan mencoba menggunakan ujung lidahku untuk membuka sedikit celah itu dan mencoba menemukan clitorisnya. Beberapa saat aku mengulanginya dan setelah beberapa saat kemudian aku menemukan sesuatu yang agak keras dan menonjol di ujung lembah kenikmatan ini.

Tiba-tiba ia agak menggeliat tetapi posisinya malah agak membuka lebih lebar sehingga kelihatanlah yang aku cari yaitu clit yang amat kusuka bila berada dalam mulutku dan kukunyah perlahan dan halus. Tanpa membuang waktu, aku segera mengunyah clit tersebut dengan amat bernafsu sehingga aku menjulurkan lidahku secara ganas mengulek clit tersebut di dalam mulutku.

"Ohh", ia merintih keras dan menggerinjal tapi tanganku dengan sigap menahan kedua pahanya agar tidak bergerak. Suara rintihannya semakin keras dan tiba-tiba dia berkata..
"Please lepaskan, aku nggak mau begini!" aku tahu dia mencoba berontak tapi tenaga wanitanya yang mabuk berat bukan tandingan tenagaku.


Ke Bagian 2

3 comments: