WELCOME to pusatceritadewasaku.blogspot.com

Blog ini merupakan kumpulan Cerita Dewasa dimana dunia maya menyebutnya cerita dewasa, cerita seru, cerita lucah, cerita sex atau cerita porno. Blog ini akan terus kami update. Masukan dari pembaca kami ucapkan terima kasih

Sunday, August 28, 2011

Lia, Sekretaris Sexy - 2

Dari Bagian 1


Setelah sampai di apartemenku, Junaedipun bertanya di mana PCku yang rusak.

"Nanti saja" jawabku.
"Lho Pak.."
"Iya aku ingin membicarakan hal yang lain dahulu" kataku.
"Duduk!!" perintahku sambil menunjuk sofa yang ada di ruang tamu apartemenku.

Lia, Sekretaris Sexy - 1

Hari itu aku datang ke kantor sekitar pukul 9.30 pagi. Sebenarnya aku malas untuk masuk kerja hari ini, tetapi akan ada rapat bulanan yang diikuti semua departemen. Terlebih ayahku akan datang juga dalam rapat itu, jadi akupun harus masuk kerja.

Sebenarnya aku lebih suka pergi dengan teman kuliahku dulu di Amerika yang datang ke Jakarta. Dia ingin aku ajak jalan-jalan.. Tapi yach karena ada rapat sialan ini aku harus tunda deh sampai malam nanti. Aku sudah janjian dengan dia, akan aku jemput sehabis pulang kantor nanti. Eh.. Dia malah menolak dan bilang dia yang akan ke kantorku sore nanti. Dia bilang tidak apa harus menunggu karena dia bisa bertemu dengan sekretarisku, Lia.

Letter from My Friend

Surabaya, 14 Desember 2000
Kepada sahabatku tempatku bersandar
di tempat

Halo sobat,

Heran yah? Setelah sekian lama baru aku menulis surat kepadamu. Maaf, mungkin selama itu aku terbuai oleh mimpi indahku yang semu. Namun kuminta sedikit waktumu untuk mendengar ceritaku, sayang aku lebih suka menulisnya lewat surat namun cara ini lebih efisien daripada telepon bukan? Lagipula aku tak ingin mendengar ocehanmu yang selalu sok tahu dan sok dewasa.. ah jangan marah, aku hanya bergurau.

Let It Rain 02

Sambungan dari bagian 01

Aku menghampiri tempat tidurnya yang tertata rapi. Perlahan kubaringkan tubuhku, dan rasa dingin sejuk merayap di sekujur kulitku.
"Sini." Ia tampak ragu, kembali kami saling berhadapan, tapi matanya menerawang jauh.
"Take your shirt off."
Perintah itu seolah membawanya kembali ke bumi dan perlahan ia duduk di sisi tempat tidur. Ia menggigit bibir bawahnya, dan kembali lehernya berdetak.
"Slowly." Aku memberi petunjuk dengan senyum merekah.
"Ya," jawabnya singkat layaknya pasien yang terhipnotis.
Jari-jarinya merenggut ujung bawah kaosnya dan melepasnya dengan sigap. Terpampanglah dada seorang pria dewasa di depanku. Putingnya yang kecil bulat menegang dengan bertaburkan bulu-bulu halus di sekelilingnya. Urat-urat kebiruan sedikit menonjol di sepanjang lengan dan tangannya. Ia memperhatikan mataku yang menyapu dadanya. Tiba-tiba lengannya terangkat dengan tangan terbuka.

Let It Rain 01

Bandung, 6 Desember 1999
"Tok..tokk..tokk.."
"Nes, kuliah nggak loe?" suara Risa terdengar tak sabar menunggu di luar pintu kamar mandi.

Aku masih sempat terbayang perlakuan pria itu semalam. Lidah-lidahnya benar-benar membuatku gila dan menyiksa semua syaraf-syaraf kenikmatanku. Perlakuannya yang sulit ditebak, kadang cepat dan kasar, kadang lembut penuh perasaan, membuatku terengah-engah melayang bergoyang dicabik badai. Tiada henti dia membiarkan diriku santai sejenak meresapi gesekan kulit dadanya di ujung-ujung payudaraku. Vaginaku diserang habis-habisan dengan tusukan-tusukannya yang semakin lama semakin menguras staminaku. Dansa kami di atas pembaringan berakhir pada saat musik indah tergantikan suara hujan di luar sana.

Lengah dan Terbuai

Aku seorang wanita walau belum pernah menikah tapi sempat berhubungan intim dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti setahun yang lalu ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan kami tersebut. Terakhir ku dengan mantan kekasihku itu telah menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui persisnya dimana.

Lelaki Bodoh dan Lelaki Baik 02

Sambungan dari bagian 01

Teman-teman saya akhirnya membantu membopong tubuh Shinta. Saya kembali ke mobil. Agnes terlihat tertidur nyenyak. Perlahan saya menggoyang tubuhnya..
"Ayo, tidur di dalam, di sini dingin," bisik saya.
Dia hanya membuka matanya sebentar dan bermaksud untuk tidur lagi. Akhirnya dengan susah payah, berhasil membujuk dia untuk masuk ke bungalow yang terdiri dari 3 kamar tidur dan satu ruang tamu.