Dari Bagian 1
Aku dan Mama meneruskan permainan panas kami di kamarku. Aku dan Mama mencoba berbagai posisi seks, dan Mama menyukai permainanku. Tapi pada saat Mama mencapai orgasmenya pada saat ke sekian kalinya, tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuk. Mama dan aku kaget karena ketukan itu dan dengan segera kami menghentikan permainan cinta kami.
"Siapa?" tanyaku, yang kemudian disusul Mama menuju ke kamar mandi.
"Ini Papa yo" jawab si pengetuk.
Pada saat itu juga kepalaku kosong. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan selanjutnya karena yang mengetuk pintu kamarku adalah Papa. Aku segera merapikan tempat tidurku dan melap sisa-sisa cairan cinta Mama dan aku yang tercecer. Aku ke kamar mandi dan memberi tahu Mama bahwa yang mengetuk pintu adalah Papa. Mama kusuruh agar pura-pura mandi dan tenang saja karena aku yang akan menemui Papa. Terdengar ketukan lagi.
"Yo.. Yoyo". Aku segera membuka pintu dan keluar menemui Papa.
"Kamu kok lama?" tanya Papa.
"Maaf Papa tadi yoyo ngantuk banget jadi agak lama bukain pintu" kataku.
"Mama ada di kamarmu yaa?" tanya Papa.
"Iya, tuh sedang mandi" kataku.
"Papa cuma mau bilang bahwa Papa harus pulang dulu karena urusan kerja, jadi kamu nemanin Mama saja liburan di sini" kata Papa.
"Udah ya, Papa cuma mau ngasih tahu itu saja kok, dan nanti tentang biaya liburan tagihannya kirim saja ke kantor biar kantor yang bayar" kata Papa sambil pergi.
Aku terdiam sesaat lalu sambil tersenyum aku masuk ke kamar, dan memberi tahu ke Mama tentang kabar baik ini. Mama pun senang dan kami melanjutkan permainan cinta kami sampai liburan berakhir.
*****
Pada saat aku memasuki kelas 3 SMU, hubungan Mama dan Papa semakin lama semakin merenggang, dan Papa pun mulai sibuk pergi meninggalkan rumah, maka Mama dan aku pun semakin mempererat hubungan indah antara kami berdua.
*****
"Akhh.. Akhh" (sekarang aku dan Mama sedang memacu cinta di kantor Mama, karena pada saat itu aku mengunjungi kantor Mama karena aku di tawari Mama untuk kerja di kantor Mama apabila aku sudah lulus SMU).
"Truss yo.. Akhh.. Sshh" desah Mama.
Aku pun mempercepat kocokanku di vagina Mama, Mama waktu itu posisinya berdiri menghadap tembok dan Mama membelakangi aku, sedangkan aku masukan kontolku ke vagina Mama sambil mengangkat kaki kanan Mama. Jadi saat itu Mama berdiri hanya dengan kaki kiri dan bertumpu pada tembok. Waktu itu kami telanjang bulat alias tidak ada sehelai pun baju yang menempel di Mama dan aku.
Mama menggoyangkan pantatnya dengan cepat yang membuatku harus mempercepat kocokan kontolku untuk mengikuti gerakan pantat Mama. Vagina Mama yang sudah basah tiba-tiba mengedut seperti sedang memeras kontolku.
Vagina Mama terasa menyemprotkan air mani ke kontolku. Mama menggoyangkan pantatnya berkali-kali, aku hanya diam karena aku tahu Mama sedang menikmati datangnya orgasmenya. Kontolku tetap tidak kugerakkan, Mama sudah mulai tenang sambil mengambil napas. Aku keluarkan kontolku dari vagina Mama.
"Kok dilepasin yo..?" tanya Mama.
Tanpa menjawab kumasukkan kontolku ke lubang pantat Mama. Aku begitu mudah masukkan kontolku karena lubang pantat Mama sudah licin dengan cairan di lubang pantat Mama dan kontolku yang masih basah karena mani Mama bekas orgasme tadi.
"Kamu memang pintar sayang" puji Mama.
Aku mengocok lubang pantat Mama dengan irama, Mama pun mengikuti iramaku sepertinya Mama sudah gairah lagi dan tenaga Mama sudah pulih.
"Okhh.. Yeeaahh" desah Mama.
Aku tidak perlu khawatir kalau Mama teriak sekali pun karena kantor Mama seruangan penuh yang terletak di lantai paling atas, karena Mama adalah presiden direktur di perusahaan yang sebenarnya milik Papa, tapi diserahkan ke Mama karena Papa mengurusi perusahaan Papa yang satunya. Singkatnya Papa memiliki 2 perusahaan.
Aku yang masih memompa lubang pantat Mama juga memainkan vagina Mama yang ternyata sangat basah dan beberapa kali juga tanganku merasakan lendir Mama yang keluar dari vagina Mama. Sekian lama aku juga akhirnya orgasme yang pada saat itu juga Mama orgasme.
"Aakkhh.. Sa.. Sayangg, Mama nikmaatt" teriak Mama. Orgasme kami menyatu dan tubuh Mama dan aku jadi hangat walau di tempat ber-AC.
Mama tampak lelah sekali, tapi aku belum. Mama yang duduk di sofa ruangan Mama, aku mendekat lalu aku duduk di lantai dan langsung saja wajahku kudekatkan ke vagina Mama lalu kujilat-jilat dan kuisap sisa-sisa lendir Mama yang masih ada di vagina Mama.
"Kamu doyan sama memek Mama?" tanya Mama.
"Memek Mama enak sih" jawabku yang masih menjilati vagina Mama.
Mama tidak menjawab yang keluar dari mulut Mama hanya lenguhan dan rintihan. Vagina Mama mulai basah lagi. Sekarang yang kujilat adalah klitoris Mama. Sementara tangan kiriku menggantikan mulutku yaitu mengocok-gocok vagina Mama. Sedangkan tangan kanan meremas dada Mama yang sangat indah. Kulakukan itu sampai Mama orgasme untuk kesekian kalinya. Segera tanpa mengistirahatkan Mama kumasukkan kontolku ke vagina Mama.
"Akkhh.. Shh.. Kamu hebat sekaalii sayangg" kata Mama.
Sambil mengocok vagina Mama, kucium mulut Mama dan kumasukkan lidahku, Mama membalasnya. Mama dan aku saling melumat sementara goyangan pantatku diimbangi oleh Mama yang bangkit gairahnya. Aku menghentikan kocokan.
"Ma Yoyo mau kencing dulu" kataku yang mau mencabut kontolku.
"Akhh.. Jang.. Jangan yo Mama juga mau kencing.., Sshh jadi kencing aja di memek Mama, Mama kan belum pernah dikencingin kamu" jawab Mama. Aku kaget setengah mati, tapi kemudian Mama mengejang.
"Yo Mama kencing nih" kata Mama.
Aku yang kaget ikut kencing juga. Aku kencing di dalam vagina Mama dimana saat aku kencing Mama juga kencing. Sambil kencing ternyata Mama menggerakkan pantatnya, aku paham sambil kencing kukocok vagina Mama. Kocokanku membuat air kencing kami keluar. Dari vagina Mama keluar air warna kuning yang bertumpahan dengan disertai bercampurnya air kencingku dengan lendir Mama.
Kontolku kukeluarkan, maka tumpahanlah air kencing aku dan Mama dari vagina Mama. Karpet kantor pun basah karena air kancing dari vagina Mama. Aku duduk di sofa dan Mama kutarik, sekarang yang kuinginkan Mama duduk di pangkuanku tapi membelakangiku. Mama menggoyangkan pantatnya yang masih belum kumasuki kontolku.
"Masukin dong memek Mama dengan kontolmu yang gede itu yo" pinta Mama. Kuturuti tapi lubang pantat Mama yang kumasuki kontolku.
"Ohh.. Gak apa-apa Ma.. Ma enak.. Bangett" desah Mama.
Kukocok kontolku di lubang pantat Mama dimana tanganku juga mengambil peranan penting yaitu mengocok vagina Mama dengan tangan kiri dan mengelus-elus klirotis Mama yang basah dengan tangan kanan. Diposisi ini Mama sangat hebat, akibat kocokan kontol dan mainan tanganku membuat Mama menggerakkan pantatnya dengan liar, mendesah sambil berkata kotor, dan tak luput Mama meremas-remas dadanya sendiri. Agak lama kami di posisi ini, tangan Mama memegang kuat sofa, vagina Mama mengedut.
"Akhh.. Maaf yo Mama sampe duluan.."
Ternyata Mama orgasme duluan dan aku pun menyusul. (Inilah pertama kalinya kami bermain cinta di kantor Mama). Aku masih mendiamkan kontolku di lubang pantat Mama, setelah agak mengecil kukeluarkan kontolku. Aku menuju toilet di ruangan itu dan sekembalinya Mama masih telanjang sambil mengambil napas.
"Kok belum ganti pakaian Ma?" tanyaku.
"Ntar deh Yo, Mama masih capek banget nih" kata Mama. Aku ikut menemaninya duduk di sofa samping Mama sambil memeluk Mama seperti sepasang kekasih.
*****
Setelah aku lulus SMU, aku bekerja di kantor Mama. Kami juga semakin sering mencari kepuasan di rumah, karena Papa dan Mama bercerai atas permintaan Mama, dan Papa juga menyetujui. Mama dan aku semakin bebas layaknya suami istri. Aku juga sering memainkan vagina dan lubang pantat Mama dengan vibrator dan dildo ukuran besar yang aku beli. Dan Mama sangat menikmati jika aku memasukkan kontolku ke vagina Mama dan bersamaan dengan dildo kumasukkan ke lubang pantat Mama, atau sebaliknya. Sampai aku menikah pun hubungan kami masih terus berlanjut dan tidak ada yang memisahkan hubungan kami.
Tapi yang pernah membuatku jantungan adalah Mama juga pernah main dengan istriku di rumah. Aku dan istriku memang tinggal di rumah Mama karena aku tidak ingin pergi jauh dari Mama. Aku yang pernah menangkap Mama dan istriku sedang saling memuaskan, mereka ketakutan tapi aku tidak marah bahkan aku juga sering main threesome dengan Mama dan istriku. Tapi mereka kuberi syarat bahwa mereka boleh bermain tapi harus melapor denganku dan jangan bermain sex dengan lelaki lain.
Mereka mengerti terutama Mama sebagai orang yang paling kusayangi dan paling sering memadu cinta. Mama, aku, dan istriku hampir setiap malam bermain threesome. Tapi istriku telah kuberi pesan khusus bahwa kelak anak kami tidak boleh incest dengannya maupun aku, karena aku tidak ingin anak-anakku rusak, cukuplah aku saja.
Begitulah indahnya hubungan ibu dan anak.
E N D
No comments:
Post a Comment