Dari bagian 2
Untuk menyambut datangnya Tahun Baru, dikampung Azis diadakan bermacam-macam hiburan. Mulai dari wayang kulit sampai dangdut. Hiburan yang paling disenangi Azis adalah dangdut, terutama goyangan erotis penyanyi wanitanya yang membangkitkan nafsu birahi.
Saat malam Tahun baru tiba, sekitar jam 20.00 WIB, Azis bergegas berangkat kelapangan bola menonton dangdut bersama teman akrabnya Joni. Jaraknya sekitar dua kilo dari tempat tinggal Azis. Acara baru saja mulai ketika Azis tiba disana. Namanya juga acara gratis, penontonnya banyak sekali.
Saking asiknya menikmati pertunjukkan, Azis tak sadar kalau temannya Joni tak ada lagi disampingnya. Azispun celingukan mencari Joni. Saat mencari Joni, Azis bertemu dengan Titi, anak Pak Kades.
"Ti, ada lihat Joni nggak?," tanya Azis.
"Nggak tuh, aku juga lagi cari Mbak Yuli, kamu ada lihat nggak?," Titi balik bertanya.
"Ngga ada," sahut Azis pendek.
"Zis, tolong anterin aku pulang ya!," pinta Titi.
"Ntar deh, acaranya lagi bagus nih," sahut Azis.
"Tolong dong Zis, aku takut pulang nih," rengek Titi.
Lama-lama Azis kasihan juga sama Titi. Dengan setengah hati Azis mengantar Titi pulang. Untuk menuju rumah Titi yang berdekatan dengan rumah Azis, mereka harus melewati sawah dan kebun yang cukup gelap. Saat melewati perkebunan, tiba-tiba pohon berderak keras, mengejutkan mereka.
Tanpa sadar Titi memeluk tubuh Azis. Azis tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan. Dibalasnya pelukan Titi dengan dekapan yang erat. Azis mendekatkan bibirnya kebibir Titi. Dikecupnya bibir gadis itu. Tanpa diduga Titi membalas kecupan Azis. Mulutnya terbuka menyambut lidah Azis yang terjulur dan memasukkan kemulutnya.
Merasa mendapat angin segar, Azis menggerakkan tangan kirinya mengelus-elus punggung Titi, kemudian Azis menyusupkan tangan kirinya kebalik kaos ketat Titi. Semakin lama semakin panas mereka bercumbu. Sesaat kemudian, Azis menyudahi cumbuannya. Dibopongnya tubuh Titi yang sexy, ke sebuah rumah kosong tak jauh dari situ. Ketika sampai di rumah itu, dengan posisi berdiri sejajar, mereka bercumbu lagi, bahkan lebih panas lagi.
Setelah berhasil melepaskan kaos dan BH Titi, Azis meremas-remas pantat Titi yang montok. Membuat Titi menggerinjal-gerinjal merasakan nikmat. Titi memainkan tangannya kearah penis Azis yang sudah setengah tegang. Dan penis Azis semakin tegang saja, saat Titi menyusupkan tangan
kebalik celana dalam Azis. Dan mengocok-ngocok penis Azis. Luar biasa nikmat yang dirasakan Azis, dia sama sekali tidak menyangka. Titi yang masih belia, dan baru berumur 15 tahun, sangat lihai memainkan penisnya.
Beberapa saat kemudian Azis menghentikan cumbuannya. Kemudian dia berjongkok di depan Titi. Azis menyibak rok mini yang dikenakan Titi dan merenggangkan kedua kaki gadis itu. Sesaat Azis terpana memandang paha Titi yang putih mulus. Pangkalnya menggunduk dibungkus celana dalam
transparan, sehingga samar-samar Azis dapat melihat bentuk vagina Titi yang dihiasi bulu tipis kemerahan. Sambil menciumi dan menjilati pangkal paha Titi, Azis menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Titi. Meremas-remas vagina Titi. Titi mendesah-desah merasakan nikmat.
"Ohh.., Mas.., enakk.., truss," desah Titi saat Azis menjilati vagina dari balik celana dalam. Membuat Azis semakin bersemangat menjilati vagina gadis itu. Sesaat kemudian Azis melepaskan rok dan celana dalam Titi. Kini vagina Titi yang dihiasi bulu-bulu tipis terpampang di depan mata Azis. Mata Azis terbelalak melihat pemandangan di depannya yang begitu indah.
Azis menjulurkan lidahnya dan memainkannya dibibir vagina Titi. Sedikit demi sedikit mulai masuk kelubang vagina Titi. Azis mencucuk-cucuk vagina Titi sambil meremas-remas pantat gadis belia itu. Saking nikmatnya, Titi mendorong maju pantatnya dan membenamkan kepala Azis di selangkangannya.
Beberapa saat kemudian Titi merasakan otot-otot vaginanya menegang.
"Mas.., akuu.., tak tahan," jerit Titi dibarengi dengan keluarnya cairan hangat yang merembes didinding vaginanya. Titi telah mencapai orgasmenya.
Setelah diam beberapa saat, Azis kemudian berdiri. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Azis menyuruh Titi tidur terlentang dilantai beralaskan celana dan kaosnya. Titi menuruti saja perintah Azis. Kemudian Azis mengangkangi wajah Titi. penisnya yang sudah tegang penuh, disodorkan kemulut Titi. Titi membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Dia mulai menjilati penis Azis, dari kepala turun kepangkal. Buah pelir Azis tak luput dari jilatannya.
"Oohh.., Tii.., enak.., banget," desis azis menahan nikmat, saat Titi memasukkan penis Azis kemulutnya. Azis memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut Titi. Sekitar dua puluh menit Titi mengulum penis Azis yang besar dan panjang. azis kemudian mencabut penisnya dari mulut Titi. Kemudian Azis berjongkok diselangkangan Titi. penisnya diarahkan tepat kelubang vagina Titi.
"Aow.., sakit.., Mas.., jangan," pekik Titi saat penis Azis yang keras dan kaku mulai menembus lubang vaginanya yang masih perawan.
"Tahan Ti, lama-lama pasti enak," sahut Azis sambil terus mendorong maju pantatnya.
Baru setengah batang penisnya masuk, Azis menarik lagi kemudian mendorongnya lagi.
"Aow.., Mas.., ampun," pekik Titi lebih keras, saat seluruh batang penis Azis masuk kelubang vaginanya dan merobek selaput daranya. Darah segar mengalir dari lubang vagina Titi, merembes kesela-sela pahanya.
Azis tak menghiraukan jeritan Titi. Dengan sangat bernafsu Azis menaik turunkan pantatnya. Setelah sepuluh menit Azis menggoyang-goyangkan pantatnya, jeritan-jeritan Titi mulai melemah kemudian menghilang, berganti dengan desahan-desahan nikmat. Desahan-desahan dan jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut Titi membuat Azis semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titi menjepitkan kedua kakinya kepinggang Azis. Pantatnya terangkat. Tampak Titi akan orgasme. Azis juga merasakan hal yang sama, penisnya berkedut-kedut. Azis mempercepat gerakkan pantatnya.
"Oohh.., sshh.., oohh," pekik mereka hampir bersamaan. Tubuh keduanya menggelinjang hebat saat mencapai puncak kenikmatan. Azis membiarkan penisnya terbenam beberapa saat dilubang vagina Titi, kemudian dia merebahkan tubuhnya disamping gadis itu. Sesaat kemudian mereka tertidur pulas.
Sekitar satu jam tertidur, Azis terbangun karena merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di selangkangannya. Azis tersenyum ketika melihat Titi sedang mengocok batang penisnya. Pelan-pelan batang penis Azis mulai menegang. Ketika sudah tegang penuh, Titi menjilati, kemudian mengulum penis Azis.
"Truss.., Ti.., enakk.., nik.. matt," desis Azis tertahan, merasakan nikmatnya kuluman Titi pada batang penisnya. Selang beberapa menit, Titi menyudahi kulumannya. Kemudian Titi berjongkok diatas selangkangan Azis. Tangan Titi meraih penis Azis dan mengarahkannya kelubang vaginanya. Pelan-pelan Titi mulai menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Azis masuk kelubang vaginanya. Azis merasakan batang penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang vagina Titi.
Setelah seluruh batang penis Azis masuk kelubang vaginanya, Titi segera menaik turunkan pantatnya. Mula-mula dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Azis mengimbangi gerakan pantat Titi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya keatas. Seirama gerakkan pantat Titi.
Beberapa saat berlalu, mereka berganti posisi. Azis menyuruh Titi menungging, dengan tangan dan lutut bertumpu dilantai. Kemudian azis berlutut dibelakang pantat Titi. Azis menggenggam penisnya lalu membimbingnya kelubang vagina Titi. Kedua tangan Azis memegang pinggang Titi.
"Aow.., enakk.., nikmat," desah Titi, saat Azis mulai mendorong pantatnya dan mendorongnya dari belakang. Kedua buah dada Titi bergoyang-goyang seirama dorongan pantat Azis.Desahan dan jeritan Titi semakin keras ketika Azis semakin cepat memaju mundurkan pantatnya.
"Oohh.., Mas.., aku.., nggak kuat.., aku.., mau," pekik Titi terputus-putus.
Beberapa saat kemudian tubuh Titi terhentak-hentak hebat dan mengejang mencapai klimaks.
Setelah Titi mencapai orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dari lubang vagina Titi. Kemudian dia berlutut dibelakang Titi, lalu dia mendekatkan wajahnya kepantat Titi. Azis menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati lubang anus Titi. Titi hanya diam menunggu dan tak mengerti apa yang akan dilakukan Azis. Dia membiarkan saja ketika lidah Azis mencucuk-cucuk lubang anusnya. Sekitar lima belas menit berlalu, Azis menyudahi jilatannya pada lubang anus Titi. Kini dia berdiri dibelakang Titi dan mengusap-usapkan kepala penisnya kelubang anus Titi.
Titi menjerit keras menahan sakit saat Azis mulai mendorong pantatnya dan batang penisnya memaksa masuk menembusi lubang anus Titi. Tanpa memperdulikan jeritan Titi Azis terus mendorong pantatnya hingga seluruh batang penisnya amblas tertelan lubang anus Titi. Tanpa membuang waktu lagi Azis langsung menggerakkan pantatnya maju mundur. Jeritan-jeritan Titi membuat Azis semakin bernafsu dan semakin bersemangat menggerakkan pantatnya dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, Azis merasakan orgasmenya sudah diambang pintu. Dia menggerakkan pantatnya semakin cepat dan liar.
Diiringi jeritan yang sangat panjang, Azis mencapai orgasmenya. Dia menekankan pantatnya kuat-kuat dan mencengkeram erat pinggang Titi. Dia menyemburkan sperma yang cukup banyak di lubang anus Titi. Setelah menuntaskan orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dan mendekatkannya ke wajah Titi. Sambil tersenyum Titi membuka mulutnya dan menjilati sisa-sisa sperma yang blepotan di penis Azis.
Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengenakan pakaian masing-masing. Sekitar jam 24.00 WIb, Azis mengantar Titi kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, sambil memeluk erat pinggang Titi, Azis tak henti-hentinya tersenyum. Senyum penuh kemenangan karena berhasil membobol perawan anak Pak Kades, orang terhormat dikampungnya, yang selama ini berselingkuh dengan ibunya.
No comments:
Post a Comment