Dari bagian 2
Lala pun mulai terangsang kembali. Kemudian Mama Lala menyuruh Lala tidur terlentang. Lalu mengambil posisi misionaris untuk memerawani Lala dengan penis mainannya itu.
"Apa yang Mama lakukan?", tanya Lala.
"Tenang saja sayang, kamu pasti senang.", jawab Mama Lala sambil menggesek-gesekkan kepala penis mainan itu ke memek Lala.
Lala merasa nikmat saat memeknya digesek ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat bibirnya lagi sambil tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.
"Aduuh.. sakiitt Maa.", jerit Lala karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke memeknya.
"Cuma sebentar, nanti juga enak lagi.", jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk kepalanya saja.
Lala mulai merasa enak bercampur sedikit perih. Sampai..
"AAKKH.. SAKIIT MAA..", jerit Lala ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu menjebol selaput daranya.
Mama Lala mendiamkan dulu gerakannya agar memek Lala terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Lala teralihkan rasa sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Lala sudah agak tenang, Mama Lala mulai memompa pelan-pelan.
"Aakh.. ii.. iiya Ma. Terus Ma.", desah Lala ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks walaupun masih ada sedikit rasa perih. Mama Lala pun merasa keasyikan tersendiri ketika dia berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.
"Uukkhh.. enak Ma. Terusin Ma. Lala sayang Mama.", desis Lala.
Lala memang merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi permainannya dengan Bombom. Mama Lala semakin bersemangat mendengar desahan Lala dan diapun makin mempercepat pompaannya di memek anaknya.
"He..he.. kamu suka khan dientot sama kontol Mama ini?", kata Mama.
"Iiya Ma. Lala suka.", jawab Lala.
"Suka ngapain? Ayo bilang. Kamu suka dientot sama kontol Mama ini. Ayo.", perintah Mama Lala.
"Aakkh.. Lala suka.. aakh Lala suka dientot sama kontol Mama yang gede.", jawab Lala yang mulai terhanyut dalam permainan Mamanya.
Mama Lala senang mendengar Lala ngomong jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan tusukannya sambil diselingi goyangan agar Lala bertambah nikmat.
"Uukkh.. terus Ma. Enaakk.. aakkhh.", desah Lala sambil menggoyang pinggulnya mengikuti irama pompaan Mamanya.
"Kamu memang lonte kecil. Lonte yang suka dientot sama kontol besar.", kata Mama Lala yang semakin terangsang dengan ngomong yang jorok-jorok.
"Iya, Ma. Lala ini lonte yang senang dientot. aakkhh Entot terus Ma.", jawab Lala meniru kata-kata Mamanya yang jorok.
Mama Lala senang mendengar desahan dan ucapan jorok Lala. Dia menikmati melihat wajah Lala yang terangsang. Gadis cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah keenakan. Kadang dia menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang terangsang membuat Lala semakin kelihatan cantik.
"Ma, Lala.. aakh.. Lala mau..", desis Lala.
Melihat anaknya akan orgasme, Mama Lala mengangkat pantat Lala dan memompa Lala semakin cepat.
"Aakkhh.. Lala nyampe, Ma.", erang Lala saat mencapai orgasmenya yang kedua.
Lala menjepitkan kakinya ketat ke pinggul Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya sendiri. Matanya terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri menahan sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Lala akan membiarkan Lala istirahat sebentar ketika..
"Ma, Bombom boleh ikutan nggak?", tanya suara dari arah pintu kamar.
Mama Lala kaget. Saat dia menoleh ke arah pintu, dia melihat anaknya si Bombom sudah telanjang bulat sambil memegangi burungnya yang sudah berdiri.
Tetapi Mama Lala malah tersenyum dan berkata, "Boleh, sayang. Ayo kesini".
Bombom kegirangan, dan segera naik ke ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh Lala. Bombom lalu menyuruh Lala mengkaraoke burungnya. Lala menurut walaupun sudah lemas.
"Aakh enak La. Helen aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.", kata Bombom.
Sementara itu, Mama Lala sedang membersihkan memek Lala dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di cairan Lala, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia menjilati memek Lala untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.
"Ma, minggir dulu, Ma. Bombom pengen ngentot nih.", pinta Bombom dengan nafsu.
"Tunggu, sayang. Kamu tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.", perintah Mama.
Bombom menurut, dia tiduran setengah bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada punggungnya. Mama Lala pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan mengambil bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bombom baru tahu kalo yang diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung Bombom.
"Ayo, Lala. Naik ke atas Bombom.", perintah Mama.
"Tapi Lala masih capek, Ma.", jawab Lala lemah.
"Jangan membantah. Bombom sudah pengen ngentot kamu. Sini Mama bantu.", jawab Mama sambil membantu Lala.
Mama membimbing Lala duduk diatas Bombom dengan memeknya tepat di atas burung Bombom. Mama menuntun penis Bombom memasuki memek Lala yang walau sudah tak perawan tapi masih rapat.
"Aakkhh.. memek kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.", desah Bombom.
Bombom senang posisi ini karena dia bisa melihat wajah Lala yang cantik dan tangannya pun bisa mengerjai puting Lala. Sementara itu, Mama Lala yang memeluk Lala dari belakang membantu Lala memompa penis Bombom sambil menciumi leher Lala dari belakang.
Pelan-pelan, birahi Lala naik lagi karena kocokan penis Bombom di memeknya, putingnya yang dipilin Bombom dengan gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Lala mulai mendesah pelan mengiringi desahan Bombom yang keenakan.
Setelah Lala mulai pulih, Mama meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngentot. Mama mengambil penis mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari yang tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bombom. Mama kembali lagi ke ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama menyeret tubuh Bombom agak ke bawah hingga Bombom tidur terlentang. Lalu Mama mendorong tubuh Lala ke depan hingga Lala telungkup merapat dengan Bombom, dan memek Lala masih mencengkeram burung Bombom. Bombom menyambut Lala dengan melumat bibir Lala. Kemudian Mama menjilati anus Lala dan menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.
"Uukh.. geli, Ma. Enak.", desah Lala.
Mama tersenyum, dia mau mencoba ide yang muncul saat Bombom minta bergabung tadi. Mama mengambil botol kecil tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Lala. Kemudian diratakan dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Lala hingga cairan itu bisa masuk ke dalam liang belakang Lala.
"Apa itu Ma? Rasanya dingin.", tanya Lala.
"Kamu tenang aja. Mama jamin ini lebih enak dari yang tadi.", bujuk Mama.
Lalu Mama memposisikan penis mainannya yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari botol tadi ke liang anus Lala. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya ke anus Lala.
"Aduh Ma. Mama ngapain Ma? Sakit Ma.", rintih Lala.
"Pertamanya aja kok yang agak sakit. Ntar juga enak.", bujuk Mama.
Mama terus memaksa mainannya masuk, dan nggak peduli Lala yang merintih kesakitan. Penis mainan itu dimasukkan pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu sampai Lala agak tenang. Bombom juga membantu Lala melupakan rasa sakitnya dengan melumat bibir Lala lagi.
Beberapa saat kemudian Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan. Mula-mula Lala merasa anusnya perih sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua lubangnya. Tapi setelah lancar, Lala mulai merasakan sensasi kenikmatan yang melebihi persetubuhannya dengan satu penis. Apalagi Mama mulai meningkatkan irama kocokannya. Bombom yang ada dibawah pun merasa nikmat sekali. Memek Lala terasa lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang ada di anus Lala. Walaupun Bombom tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas membuat pergerakan otot memek Lala seperti memijat-mijat burungnya.
"Aakkhh.. iya, Ma. Sekarang rasanya jadi enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.", erang Lala yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.
"Uuhf.. memek kamu rasanya tambah sempit. Kamu suka kontolku, La?", rayu Bombom. Bombom mengimbangi gerakan Lala dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.
"Kontol kamu enak juga kok Mbom. aakh..eehhmm..", Lala mendesis keenakan.
Ibu dan anak-anaknya itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.
"Hei Lonte, kamu suka dientot dua kontol begini? Ayo, jawab.", Mama mulai ngomong jorok lagi sambi mempercepat kocokannya. Rambut Lala yang panjang dijadikan pegangan untuk lebih cepat mengocok.
"Suka, Ma. Lala paling suka ngentot. aakkhh entot Lala terus Ma. Tiap hari.", sahut Lala.
Lala merasa memek dan anusnya penuh. Gerakan dua penis di memek dan anusnya memberikan sensasi yang luar biasa. Putingnya yang menempel di dada Bombom, tergesek-gesek dan membuat putingnya makin mengeras karena nikmat. Tiba-tiba Lala merasa seperti gunung mau meletus. Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima membuat kelenjar didalam tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar melalui memeknya. Kenikmatan ini lebih dari orgasme sebelumnya.
"Aakhh.. sstt.. aakkhh.. Lala mau nyampe.", erang Lala.
Lala pun menggapai orgasmenya yang ketiga dan keempat sekaligus. Lala baru merasakan indahnya multi orgasme. Mama melepaskan penis mainannya dari anus Lala. Bombom yang belum keluar segera membalik tubuh Lala dan bersiap-siap menggenjot Lala lagi.
"Berhenti dulu, mBom. Lala capek bener nih.", pinta Lala memelas.
"Sini. Pake memek Mama aja, mbom.", sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.
Mama mengambil posisi menungging di atas tubuh Lala. Bombom pun langsung mengocok memek Mamanya dari belakang dengan cepat. Lala pun tidak ketinggalan mengajak Mama berciuman sambil tangannya meremas-remas dada Mamanya.
"Uuhhff.. Bagus, anak-anak. Kalian pintar sekali.", desah Mama keenakan.
Bombom terus mengocok memek Mamanya yang masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi goyangan Mamanya, top. Tak lama, Bombom mulai merasa kalo mau keluar.
"Ma.. Bombom mau keluar, Ma."
"Tunggu Mama. Mama juga mau nyampe. aakkh..", erang Mama.
Kemudian Ibu dan anak itu orgasme bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di ranjang bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa tidak ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Lala juga senang sekali karena sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti dulu.
E N D
No comments:
Post a Comment