Sambungan dari bagian 01
Vita mulanya bingung, dan dia malah bertanya, "Apa rasanya Tom, barangku?" Terpaksa aku sudahi dulu aktivitasku di liang kemaluannya dan kujelaskan saja rasanya yah agak asin sih, tapi sekarang sudah biasa kok. Akhirnya dia malah dengan antusias membuka kaos dan celanaku yang memang dari tadi belum sempat kubuka, setelah itu dia malah teriak, "Aww, anu kamu gede juga yah Tom!" (padahal sich menurutku, ukuranku biasa-biasa saja, mungkin karena dia tidak pernah melihat sebelumnya jadi menurut dia punyaku besar barangkali yach), setelah itu dia bilang, "Tom aku juga boleh jilat-jilat barang kamu kan!" Aku bilang saja, "Terserah!" Mulanya kulihat dia agak ragu-ragu, bahkan ketika menggenggam batang kemaluaku saja dia itu gemetar sekali lalu dengan pelan-pelan didekati ke mulutnya, lalu dia mulai menjulurkan lidahnya ke batang kemaluanku, sekali-dua kali, akhirnya dia memasukkan setengah batang kemaluanku ke mulutnya. Yah sudah, habis itu aku juga meneruskan aktivitasku di liang kemaluannya. Mula-mula aku agak susah mencari klitorisnya, mungkin karena masih perawan dan terlalu kecil, tapi dengan usaha keras akhirnya aku berhasil menemukannya.
Lima menit kemudian tiba-tiba badannya mengejang dan akhirnya dia orgasme untuk pertama kalinya dalam hidupnya (menurut dia lho), karena mulutku masih di dalam kemaluannya yah aku langsung jilat saja semua cairan yang keluar dari sana. Setelah itu dia juga mengeluarkan batang kemaluanku dari mulutnya dan bertanya lagi, "Tom, kok air kencingku kamu minum sich!" sambil senyum-senyum aku menjelaskan, "Itu bukan air kencing tapi, itu cairan yang keluar karena kamu sudah orgasme!" dan dia malah tanya lagi, "Tom apa kamu juga bisa mengeluarin cairan tersebut?" (Sebenarnya aku ingin jelaskan panjang lebar bahwa cairan spermaku itu bisa membuat dia hamil, tapi entah kenapa mungkin setan sudah merasuki aku, aku takut kalau dia tahu dia malah tidak mau ML bersamaku, kan sudah tanggung). Akhirnya aku cuma jawab, "Bisa lah!" Setelah itu dia bilang dia juga ingin minum cairan orgasmeku, dan dengan semangat dia memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya (kali ini dia sudah lebih berani), dan aku juga mulai kembali menjilat-jilat klitorisnya.
Tapi mungkin dia memang terlalu cepat orgasme, baru sekitar 10 menit aku jilat-jilati, dia orgasme lagi. Dia berhenti lagi dan bertanya lagi, "Tom kok kamu belum orgasme sih, sedang aku sudah 2 kali orgasme, caraku jilatinnya salah kali yach!" Aku bilang, "Tidak kok, lama-cepatnya orgasme tiap orang itu berbeda, lagian orgasme itu bisa terjadi berkali-kali." Yah sudah setelah itu dia langsung meneruskan menjilat-jilat, dan menghisap-hisap batang kemaluanku. Karena takut dia orgasme lagi kali ini aku pelan-pelan menjilat-jilat klitorisnya, sambil tanganku kembali mencari kedua buah dadanya yang amat menantang di depanku itu. Sekitar 10 menit kemudian akhirnya aku orgasme juga dan spermaku langsung ditelan oleh Vita sampai tidak tersisa sedikit pun juga. Setelah itu dia bingung lagi, "Kok barang kamu jadi kecil dan lemes sih Tom?" Yah sudah aku jelaskan lagi, "Kalau barang cowok setelah orgasme tuch pasti mengecil nanti juga gede lagi," dia malah tanya caranya aku bilang banyak kok caranya dengan cara mengocok-ngocoknya pelan-pelan atau mengulumnya seperti tadi dan banyak lagi deh.
Akhirnya dia malah mengocok-ngocok pelan batang kemaluanku, menerima kocokan tangan halus, tidak beberapa lama batang kemaluanku tegak lagi, dan Vita kesenangan, "Hore barang kamu gede lagi," dan aku tanya sekarang mau ngapain lagi, dia bilang bahwa ingin merasakan lubang kemaluannya dimasukan barangku seperti di film BF tadi. Sebelumnya aku sudah bilang ke dia kalau itu mungkin sakit, tapi dia bilang tidak apa-apa, yah sudah deh akhirnya aku mulai mengarahkan batang kemaluanku pas ke depan lubang kemaluannya. Lalu dengan pelan-pelan karena terus terang aku juga belum pernah kumasukan ke dalam lubangnya, aku sendiri merasa sakit, dan aku juga lihat Vita meringis kesakitan. Sambil bilang, "Tom sakit banget sich!" Karena tidak tega aku sempat cabut lagi batang kemaluanku yang baru masuk sedikit di liang kemaluannya. Eh, Vita malah teriak, "Tom kok udahan?" Aku bilang, "Katanya sakit?" Karena dia bilang tidak apa-apa, aku mulai lagi deh memasukan batang kemaluanku kali ini. Aku lihat dia tidak teriak lagi tapi dari ekspresi mukanya, aku tahu dia kesakitan sekali. Aku sendiri heran kok sempit sekali yah? (dalam hatiku bilang, mungkin karena masih perawan barangkali) yah sudah deh dengan usaha keras akhirnya aku berhasil masukan tigaperempat batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya setelah menunggu sejenak agar Vita bisa menenangkan diri. Aku mulai maju mundurkan batang kemaluanku, mula-mula seret sekali, tapi lama kelamaan longgar. Aku malah berasa batang kemaluanku ada yang pijit-pijit. Baru beberapa kali goyangan, kulihat Vita mulai kembali menggeliat sambil berteriak, "Enak Tom terus Tom," dan sambil terus maju-mundurkan batang kemaluanku, aku sempat meremas payudaranya, malah kadang-kadang aku sempat mencium bibir dan puting susunya.
Setelah hampir 15 menit aku maju mundurkan batang kemaluanku tiba-tiba aku lihat Vita seperti menggigil, dan lalu dia mengalami orgasmenya. Karena aku rasa becek benar, aku sempat cabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya dan mengalirlah dari lubang kemaluannya cairan orgasmenya dan beberapa bercak darah keperawanannya. Setelah itu kami kembali berciuman, dan aku sempat beberapa kali menyupang di sekitar puting susunya. Setelah beberapa menit dia kembali memintaku untuk memasukkan lagi batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya sebab dia bilang enak sekali rasanya. Dia baru kali ini merasakan kenikmatan seperti itu. Dan kali ini aku tidak menemui kesulitan memasukan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, dan aku kembali memaju mundurkan batang kemaluanku, karena aku agak bosan dengan gaya tersebut kucabut lagi batang kemaluanku, dan aku minta dia duduk di atas batang kemaluanku dan kini aku berada di bawah dan dia duduk di atas kemaluanku.
Ternyata Vita pintar sekali, kali ini aku merasa suatu kenikmatan ketika Vita menaikkan dan menurunkan badannya. Karena aku merasa kenikmatan yang tiada taranya, 10 menit kemudian aku bilang ke Vita, "Vita aku sudah mau keluar nich," dan Vita juga bilang kalau dia juga sudah mau keluar. Akhirnya kami keluar bersamaan. Setelah itu Vita bangung dan tidur di dadaku, dia bilang aku hebat sekali, dan dia puas sekali bisa merasakan kenikmatan dunia seperti yang barusan dia lakukan bersamaku. Akhirnya kami sama-sama terlelap dengan keadaan telanjang bulat. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu benda lunak menjilat-jilat kemaluanku, ternyata setelah kulihat Vita dengan asyiknya sedang menjilat-jilat batang kemaluanku (dalam hatiku berpikir mungkin dia terangsang lagi barangkali yah). Tadinya aku bilang bahwa main jilat-jilatannya seperti semalam saja, tapi dia bilang kalau dia ingin puaskan aku dulu, habis itu terserah. Yah sudah deh, aku pasrah saja. Sambil melihat ke langit-langit kamar, aku merasakan suatu kenikmatan yang tiada taranya. Mungkin karena terlalu nafsu baru sekitar 15 menit aku sudah orgasme dan kembali Vita menyedot habis semua spermaku, setelah itu dia bilang, "Tom ayo sekarang kamu puasin aku!" Yah sudah aku bangun saja dari tempat tidurku, dan aku mulai mencium mulut dia yang masih berbau spermaku sendiri. Setelah puas bermain di bibirnya sambil tanganku meremas-remas buah dadanya, aku kembali mengarahkan mulutku ke kemaluannya terus terang sejak semalam aku jadi suka sekali menjilat kemaluan Vita, mungkin karena rasanya nikmat sekali.
Setelah puas dan karena batang kemaluanku mulai kembali bangun, aku akhirnya ingin segera memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan karena Vita minta aku memakai gaya yang lain, kusuruh saja Vita menungging sambil tangannya memegang lemari yang ada di kamar lalu aku mulai menyodokkan batang kemaluanku. Seperti dugaanku, kali inipun aku dengan mudah dapat memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dan aku mulai menggerakkan badanku maju mundur. Setelah beberapa lama dan kulihat Vita juga seperti sudah agak kejang, aku kembali ke posisi standar. Setelah 15 menit melanjutkan dengan posisi ini akhirnya aku dan Vita orgasme bersama. Setelah itu kami mandi bersama, lalu bersiap-siap untuk makan siang dan kembali ke Jakarta. Sepanjang perjalanan aku bingung kenapa kulihat Vita itu murung sekali sih, ketika kutanya dia bilang dia tidak apa-apa kok, yah sudah deh aku diam saja. Setelah pas sampai di depan rumahnya dia bilang begini kepadaku, "Makasih yah Tom, ini liburan terindah dan termenarik yang pernah kurasakan, sayang ini cuma semalam saja dan tidak mungkin akan terulang lagi." Mulanya aku bingung tapi aku diam saja.
Setelah itu aku pulang ke rumah dan karena aku agak sibuk baru pada malam harinya aku sempat membuka surat yang Vita berikan kepadaku, kira-kira begini isi surat Vita kepadaku:
Anyer, 15 September 1997
Dearest Tommy,
Tom, aku mau bilang makasih karena kamu sudah mau ngajak aku liburan ke sini, terima kasih juga karena kamu sudah mau dengar masalahku, dan terutama terima kasih atas segala yang kamu berikan kepadaku malam ini. Sayang Tom aku sadar bahwa aku sudah tidak mungkin bisa mengalami itu lagi bersama kamu, bahkan aku tahu setelah ini aku tidak mungkin bisa ketemu kamu lagi. Sungguh sekarang itu aku nyesel banget kenapa kita baru bertemu 1 minggu yang lalu kenapa tidak 1 bulan yang lalu ketika nyokap Vita belum jodohin Vita sama temenya. Tapi Tom, Vita sadar penyesalan selalu datang terlambat, tapi yang pasti sekali lagi makasih yah Tom, dan satu lagi pesen Vita setelah kamu baca surat ini Vita harap kamu mau menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari Vita, dan jangan cari Vita lagi, bukannya Vita tidak mau ketemu kamu lagi, tapi percuma. Yah sudah dech Tom, Vita pesen jaga diri kamu baik-baik yach, dan Vita harap kamu cepet-cepet lulus yach!
Dari
Vita
Setelah membaca surat itu aku terus terang bingung sekali, tapi yah aku pikir besok Senin saja kutanyakan kenapa. Tapi ternyata pas hari Senin aku kuliah aku tidak melihat Vita, bahkan setelah kutunggu hari Selasanya aku juga tidak berhasil menemukan Vita. Tadinya aku mau telepon dia, tanya kenapa dia tidak kuliah, tapi belakangan aku sadar aku kan tidak punya telepon dia, dan semua teman-teman kelasku juga tidak ada yang tahu telepon Vita. Akhrinya pada hari Rabu sore aku ke rumahnya. Mulanya aku ketemu dengan pembantunya, dan ketika aku menanyakan Vita dia agak terkejut, dan kemudian aku disuruh menunggu, lalu keluarlah perempuan setengah baya yang masih terlihat cantik, aku duga ini pasti ibunya Vita.
"Selamat sore Tante, Vitanya ada?" tanya aku sopan, tapi pertanyaanku malah dijawab dengan pertanyaan lain.
"Apa Adik belum tahu tentang keadaan Vita?"
Yah aku bilang saja, "Belum, memang kenapa Tante?"
Lalu kulihat perempuan itu menangis dan dia mulai menceritakan bahwa Vita sudah meninggal dunia 10 hari yang lalu. Langsung aku shock dan bilang,
"Tidak mungkin seminggu ini saya masih bersama Vita kok Tante, lagian kemarin kami baru jalan-jalan bersama!"
Setelah itu aku memperlihatkan surat yang Vita buat untukku, menurut ibunya itu memang tulisan tangan Vita. Lalu aku didesak untuk menceritakan semua pengalamanku sama Vita, yah sudah aku ceritakan semua, kecuali pengalaman di cottage itu (malu), eh dia bilang itu tidak mungkin Vita, soalnya Vita jelas sudah meninggal, lalu kemudian Vita kuliah pagi bukan malam, memang dia kuliah di tempat yang sama denganku. Lalu akhirnya aku minta lihat fotonya, siapa tahu aku salah alamat, ternyata setelah melihat fotonya aku yakin bahwa aku kenalan sama Vita yang kata ibunya sudah meninggal. Karena pas kulihat fotonya, aku lihat dia memakai gaun yang sama dengan yang ada di fotonya selain itu kalung, jam tangan dan gelangnya pun sama persis.
Nah setelah itu aku pulang ke rumah dengan perasaan bingung, dan sampai sekarang aku belum tahu misteri di balik temanku Vita yang misterius itu.
TAMAT
No comments:
Post a Comment